Sabtu, 23 November 2024

Pakar: Sudah Tidak Zamannya Mendidik Anak dengan Kekerasan

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Ilustrasi kekerasan Foto: Pixabay

Holy Ichda Wahyuni Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya menyebut, mendidik anak dengan kekerasan bukanlah solusi dalam penanaman pendidikan karakter. Hal ini berkaitan dengan adanya kasus belasan siswi di salah satu sekolah di Lamongan dibotaki oleh guru bahasa Inggris karena tidak memakai ciput.

Bahkan menurutnya, Ki Hajar Dewantara menggaungkan konsep pendidikan humanis, yang menurutnya hal tersebut memiliki harapan agar pendidikan dapat mencerdaskan anak bangsa, membangun keterampilan dan karakter dilakukan dengan cara yang memanusiakan manusia.

“Zaman sudah berganti, banyak pendekatan yang bisa diterapkan untuk mendidik karakter siswa atau anak, apalagi konteksnya anak remaja,” ujarnya, Selasa (29/8/2023).

Ia menyebut, pendekatan secara kultural, personal, dan dengan penuturan yang bersahabat, akan lebih menghasilkan respon yang lebih positif.

Karena menurutnya, masa remaja adalah masa dimana seorang anak membutuhkan figur teman yang “ngemong”, bukan figur yang serta merta mendikte apalagi dengan paksaan.

“Persoalan kesempurnaan dalam berhijab, seharusnya guru bisa memakai cara lain daripada dengan membotaki rambut yang tentu akan meninggalkan rasa trauma pada anak,” tuturnya.

Ia memberikan contoh, guru bisa mengajak siswa ke ruangan yang privat, memberikan pengertian tentang hakikat aurat. Guru juga bisa membetulkan rambut siswa agar tidak terlihat, lalu memberi pujian dan apresiasi. Menurutnya, hal tersebut akan memberi kesan yang lebih baik.

“Cara itu juga sejalan dengan semboyan ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karso, tutwuri handayani,” pungkasnya.(ris/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs