Agus Hebi Djuniantoro Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya memastikan kualitas udara di tiga kecamatan, yakni Rungkut, Pucang, dan Kertajaya dalam kondisi sedang atau layak.
Ketiga kawasan itu sebelumnya sempat dikatakan sebagai beberapa titik yang rawan polutan, karena banyaknya sumber bergerak atau mobilitas seperti kendaraan, industri dan pelaku usaha.
“Kondisinya juga bagus semua, kita cek semua. Jadi memang yang paling banyak itu dari sumber bergerak polutannya,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya, Rabu (23/8/2023).
Pengecekan kualitas udara itu dilakukan oleh DLH, pada jam-jam rawan kepadatan seperti pagi dan sore hari. Tidak hanya di tiga kecamatan tersebut, pengecekan juga dilakukan di kawasan lain yang padat mobilitasnya.
“Jadi memang jam-jam yang paling rawan untuk polutan itu antara jam enam jam sembilan (pagi) karena anak sekolah sama pekerja itu bareng-bareng. Keluarnya saya cek sore seperti jam empat dan enam sore ini juga masih bagus,” ungkapnya.
Sementara terkait strategi antisipasi, di antaranya Pemerintah Kota Surabaya melakukan uji emisi kendaraan hingga program penanaman 1.000 pohon setiap hari.
“Kenapa itu kita lakukan? Karena kami nggak mau kondisi oksigen di Kota Surabaya ini (kualitasnya) berkurang. Maka dari itu, kami melakukan penanaman terus-menerus,” kata Hebi.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat tidak sembarangan membakar sampah, karena bisa menimbulkan bahkan menigkatkan polusi udara.
“Kita mengimbau kepada masyarakat itu yang pertama, ojok bakar (jangan bakar) sampah. Dalam hal ini, partikulat meternya baik yang partikulat meter 10 maupun partikulat 2,5, yang lebih kecil ini akan menimbulkan dampak kalau misalnya membakar sampah,”
Selain itu, membakar sampah sembarangan juga rawan menyebabkan api merambat dan membakar lahan atau objek didekatnya, seperti kebakaran lahan yang sering terjadi akhir-akhir ini. Menurutnya, kebakaran tersebut juga termasuk menjadi penyumbang polusi udara. (bil/ipg)