Senin, 25 November 2024

500 Hektare Lahan di Jatim Dilanda Kebakaran Sepanjang Musim Kemarau

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Petugas melakukan pemadaman kebakaran lahan menggunakan helikopter MI8 milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Foto: Antara

Sekitar 500 hektare lahan di Jawa Timur (Jatim) dilanda kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) sepanjang musim kemarau ini. Lahan terbakar itu tersebar di 14 kota/kabupaten se-Jatim.

Menurut data BPBD Jatim, peristiwa karhutla per Januari 2023 hingga 23 Agustus 2023 itu terjadi di Bojonegoro dengan luas lahan terdampak kebakaran seluas 36 hektare, Bondowoso 71,5 hektare, Kabupaten Kediri 20 hektare, Lumajang lima hektare.

Kemudian Kabupaten Mojokerto seluas 59,27 hektare, Nganjuk 1,5 hektare, Ngawi 53,95 hektare, Kabupaten Pasuruan 227,4 hektare, Kabupaten Ponorogo 24,5 hektare.

Selanjutnya Kabupaten Probolinggo 45 hektare, Situbondo 24,1 hektare, Tuban satu hektare. Sementara kejadian di Banyuwangi dan Magetan masih dalam pendataan.

“Kalau hingga saat ini yang sudah terdampak ada 500 hektare dari wilayah 14 tersebut,” kata Gatot Soebroto Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim kepada suarasurabaya.net, Rabu (23/8/2023).

Peristiwa karhutla yang melanda 500 hektare lahan itu, mengalami peningkatan dibanding tahun 2022 kemarin yang mencapai 399 hektare.

Meski begitu, pihak BPBD Jatim terus melakukan berbagai upaya dan imbauan supaya karhutla tidak meluas. Salah satunya melakukan koordinasi dengan BNPB bila diperlukan upaya pemadaman melalui water bombing.

“Kami tidak berharap adanya penyebaran itu. Kalau pun ada penyebaran yang lebih masif maka kami minta ada water boombing oleh BNPB,” katanya.

Dari sebagian besar peristiwa karhutla yang terjadi, vegetasi yang terdampk merupakan serasah dan dedauanan kering. Oleh sebab itu, Gatot mengimbau agar masyarakat lebih hati-hati saat melakukan aktivitas yang berhubungan dengan api di alam terbuka.

“Pertama, masyarakat jangan membakar sampah sembarangan. Kedua, masyarakat yang membuka lahan jangan dilakukan pembakaran, karena itu punya potensi api yang dibakar bisa menyebar ke mana-mana,” ujarnya.

Kalaksa BPBD Jatim itu juga meminta masyarakat yang sedang berkegiatan di hutan atau ruang terbuka semacamnya, supaya tidak memasak menggunakan fasilitas atau unsur yang ada di alam.

“Kalau pun memang harus masak di alam, maka harus dipastikan api yang sudah dipakai itu bisa padam dengan sempurna,” imbaunya. (wld/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
32o
Kurs