Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta masyarakat mengurangi kebiasaan membuka lahan dengan cara dibakar.
Hal itu dikarenakan bahannya perambatan api yang semakin membesar jika obyek yang terbakar adalah semak-semak.
“Ketika semak-semak belukar terbakar, itu apinya seperti gas sangat cepat, kekuatan api sangat luar biasa,” ujar Abdul Muhari Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB dilansir Antara, Selasa (22/8/2023).
Abdul melaporkan, di Kalimantan Barat telah terjadi hal serupa yang menyebabkan satu korban tewas akibat penjalaran api. Ia mengimbau agar masyarakat memperhatikan arah angin jika akan memadamkan api.
Menurutnya, terkadang arah angin dapat berubah secara tiba-tiba, yang awalnya menjauh dapat membesar dan berbalik arah.
“Memang ada pada kondisi-kondisi tertentu terkait dengan lahan adat dan lain-lain, yang memang menjadi kebutuhan untuk membuka lahan dengan cara dibakar. Tapi pada kondisi seperti ini, dengan melihat kemungkinan tingginya potensi risiko yang ada ini, sebaiknya dihentikan dulu,” kata Abdul.
BNPB mencatat dari 14-20 Agustus telah terjadi 52 kali kejadian bencana yang didominasi karhutla. Meski demikian beberapa wilayah di atas garis khatulistiwa dan khususnya Indonesia bagian barat, masih ada hujan dengan intensitas cukup tinggi. (ant/saf/ham)