Jumat, 22 November 2024

Minyak Kembali Stabil di Asia, Efek Kecemasan Suku Bunga

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi pompa minyak terlihat saat Matahari terbenam di ladang minyak Daqing, Provinsi Heilongjiang, China. Foto: Antara

Harga minyak bumi kembali stabil di kawasan Asia karena investor mempertimbangkan pengetatan pasokan atas pertumbuhan permintaan di tengah suku bunga yang tinggi, pada Senin (21/8/2023) pagi.

Minyak mentah berjangka (Brent) pada akhir perdagangan pagi ini, mengalami penurunan walau hanya tipis 8 sen sehingga diperdagangkan di harga 84,72 dolar AS per barel.

Sedangkan untuk minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mengalami sedikit kenaikan sekitar 3 sen, sehingga diperdagangkan di harga 81,28 dolar AS per barel untuk akhir perdagangan Senin ini.

Kedua harga acuan minyak bumi tersebut diperkirakan hentikan momen kenaikannya selama 7 minggu berturut-turut, sekaligus untuk membukukan kerugian mingguan sekitar 2 persen. Hal itu dipicu penguatan dolar AS di tengah kemungkinan tingginya suku bunga akhir-akhir ini, juga adanya krisis properti di China sehingga melambatnya pertumbuhan ekonomi serta permintaan akan minyak.

“Sentimen penghindaran risiko (risk-off) di seluruh pasar membebani sentimen, dipicu oleh kekhawatiran pengetatan moneter lebih lanjut di tengah pertumbuhan yang kuat dan inflasi yang mengakar,” kata salah satu analis ANZ dalam sebuah catatan, dilansir Antara.

Untuk diketahui, para importir minyak utama dunia seperti Arab Saudi dan Rusia sempat menahan persediaannya pada awal tahun ini (2023). Dikarenakan rendahnya permintaan akibat melambungnya harga di atas 80 dolar AS per barel yang ditunjang oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Berdasarkan data bea cukai China bulan Juli lalu, pengiriman minyak mentah Arab Saudi ke China sempat menurun 31 persen dari Juni, sementara Rusia tetap menjadi pemasok terbesar ke negeri tirai bambu pada saat itu. (ant/fra/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs