Jumat, 22 November 2024

Tim Gabungan Kerja Keras Tangani Kebakaran di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Salah satu titik kebakaran hutan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang masuk di wilayah Lumajang. Foto: Humas BB TNBTS

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menerjunkan tim gabungan untuk memadamkan dan mengendalikan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayah taman nasional pada sejumlah titik.

“Ada kurang lebih 26 personel gabungan yang diterjunkan untuk mengendalikan dan memadamkan kebakaran,” kata Septi Eka Wardhani Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS.

Dilansir dari Antara pada Sabtu (19/8/2023), tim gabungan tersebut terdiri dari petugas TNBTS yang dibantu Masyarakat Peduli Api (MPA) Desa Ranupani, Desa Ngadas, dan Desa Argosari, serta TNI/Polri dan sejumlah unsur terkait.

Berdasarkan pemantauan Sistem Pengawasan Kebakaran Hutan dan Lahan (SiPongi), pada 18 Agustus 2023 terpantau beberapa titik api di kawasan TNBTS di blok Oro-Oro Ombo di bawah puncak Gunung Semeru.

Area yang terbakar tersebut, lanjutnya, masuk dalam Resor Pengelolaan Taman Nasional (​​​​​​​RPTN) Wilayah Ranupani Lumajang.

Petugas TNBTS melakukan pemantauan dan pengecekan langsung di lapangan dan ditemukan kebakaran di areal tersebut.

“Vegetasi yang terbakar berupa alang-alang, semak, serasah, dan sebagian pohon cemara gunung,” katanya.

Kemudian, pada 19 Agustus 2023 petugas gabungan membuat penghambat api dan berhasil melokalisasi api agar tidak merembet ke Pangonan Cilik Ranu Kumbolo.

Selain itu, petugas juga masih memastikan api telah padam di Oro-Oro Ombo serta melakukan pengecekan proses pemadaman api di lokasi sekitar Jambangan dan Keling.

Tim kedua juga akan diberangkatkan pada Minggu (20/8/2023) untuk memperkuat tim awal. Untuk saat ini pihaknya masih melakukan proses identifikasi terkait penyebab dan luasan areal terbakar.

“Kami mengimbau semua pihak untuk berhati-hati dan tidak membuat api di sekitar kawasan. Mengingat saat ini kondisi cuaca sangat kering, dampak dari musim kemarau dan sebagian savana mengering akibat frost beberapa waktu lalu,” pintanya. (ant/saf/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs