Sabtu, 23 November 2024

Peran Perempuan dalam Pemanfaatan Energi Berkelanjutan Dibahas Khusus Parlemen Dunia

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Nurhayati Ali Assegaf Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen DPR RI berdiskusi dengan perwakilan parlemen peserta Konferensi Parlemen Dunia, Kamis (13/9/2018), di Hotel Patra Bali, Denpasar, Bali. Foto: Farid suarasurabaya.net

Konferensi Parlemen Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan (World Parliamentary Forum on Sustainable Development) kedua, Kamis (13/9/2018), memasuki hari kedua atau hari terakhir.

Salah satu agenda hari ini adalah rapat khusus membahas partisipasi atau peran kaum perempuan untuk pemanfaatan energi berkelanjutan.

Rapat itu dipimpin DR Dina Melhem, Regional Director Asia, Middle East and North Africa, Westminster Foundation for Democracy.

Bertindak sebagai pembicara, antara lain DR Matthew Bell, Asia Pacific Managing Partner of Climate Change and Sustainability Service, dari Ernest and Young.

Kemudian, Anouar Gharbi Sekjen Geneva Council for International Affairs and Development, dan Rosa Vivien Ratnawati Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Jelang rapat, Nurhayati Ali Assegaf Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) mengatakan, perempuan punya peran sentral memperluas akses energi.

Alasannya, perempuan lebih dominan menggunakan energi khususnya ibu rumah tangga. Lalu, inovasi untuk memperbaharui barang-barang bekas, menurut Nurhayati, juga lebih sering dilakukan perempuan.

Ketua Komisi Perempuan Inter Parliementary Union itu menambahkan, proses transisi dari kebiasaan menggunakan energi fosil ke energi berkelanjutan, merupakan tantangan besar yang harus melibatkan seluruh lapisan masyarakat.

Nantinya, poin-poin hasil kesepakatan rapat dari hari pertama sampai hari kedua pelaksanaan Konferensi Parlemen Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan akan diakomodir dalam Deklarasi Bali Jilid II.

Sekadar diketahui, Konferensi Parlemen Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan, tahun ini diikuti perwakilan 45 parlemen negara dunia, lima negara pemantau, dan sejumlah organisasi internasional.

Dalam forum itu, parlemen sedunia berupaya memperkuat kepedulian pada Sustainable Development Goals (SDGs), dan mengimplementasikannya dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional, di negara masing-masing.

Target Forum Parlemen Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan adalah mengentaskan berbagai permasalahan kemiskinan, kesenjangan regional, dan perubahan iklim pada tahun 2030. (rid/dwi/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs