Mewujudkan perpustakaan tentu bukan sekadar cita-cita, setidaknya bagi Reza Maulana Hikam, mahasiswa FISIP Unair, yang juga penulis resensi buku ini.
Memulai hobi membaca dan mengumpulkan buku sendiri sejak kelas 2 SMP, ia kini telah mengoleksi sekitar 600-an buku dengan tema mayor Sosial, Politik, Administrasi, dan Sastra yang menjadi minatnya. Ia mengaku, hobinya membaca dan mengumpulkan buku tak lepas dari kedua orang tuanya yang juga suka membaca dan bekerja di bidang akademik.
“Kalau total di rumah ada 8000-an buku, tapi itu kalau di total dengan punya orang tua. Saya ngumpulin sendiri ada 600-an,” katanya ketika ditemui suarasurabaya.net di kampusnya, Kamis (13/9/2018).
Ia menjelaskan, setiap bulan dia memang mendapatkan jatah buku baru dari orang tuanya. Tapi, ia mengaku selalu menyisihkan uang sakunya untuk membeli buku baru yang ia inginkan setiap bulannya.
Menariknya, koleksi buku di rumahnya tidak hanya dalam bahasa Indonesia.
“Saya malah punya buku berbahasa Indonesia hanya 180-an saja, sisanya buku bahasa Inggris,” katanya.
Reza Maulana Hikam dengan koleksi buku-buku di rumahnya. Foto: Istimewa
Ia mengaku, dengan membaca buku bahasa Inggris, ia juga sekaligus belajar mengasah kemampuan berbahasa Inggrisnya dan mendapat pengetahuan terbaru.
Ditanya terkait total biaya yang sudah dikeluarkan, ia mengaku sudah menghabiskan kira-kira Rp90 juta.
“Ada satu buku administrasi yang pernah saya beli harganya sekitar Rp1,5 juta,” katanya.
Ditanya apakah semua buku yang ada sudah dibaca, ia menjelaskan, masih ada setengah koleksinya yang masih belum tersentuh. Ia menyebut, ia bukan hanya seorang pembaca tapi juga kolektor.
“Saya juga kolektor, saya anggap itu hobi. Jadi wajar jika masih ada yang belum saya baca,” katanya.
Dengan buku sebanyak itu, banyak dari teman-teman Reza yang meminjam buku untuk keperluan tugas kuliah.
“Ya saya pinjamkan. Tapi kadang tidak kembali. Hahaha. Sekarang ada sekitar 7 buku yang belum kembali. Saya ikhlaskan saja,” katanya sambil berkelakar.
Ia bercita-cita, suatu saat bisa membuka perpustakaan miliknya untuk umum.
“Kalau nanti buku yang saya kumpulkan sendiri sudah lebih banyak dari jatah orang tua, InsyaAllah akan saya buka untuk umum,” katanya.
Sekadar diketahui Peringatan Hari Kunjung Perpustakaan yang dilakukan setiap tanggal 14 September merupakan momen untuk mengingatkan betapa pentingnya perpustakaan bagi masyarakat. Bangsa yang maju senantiasa dibarengi dengan minat baca yang tinggi di kalangan masyarakat.(bas/dwi/ipg)