Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI menarget 25 persen atau seperempat warga Surabaya usia 17 tahun ke atas mendaftar Identitas Kependudukan Digital (IKD) hingga akhir tahun 2023.
Eddy Christijanto Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya menyebut, hingga awal Agustus baru tercapai lima persen.
“Kami punya sisa waktu enam bulan. Saya akan mengupayakan untuk lebih merealisasikan itu,” ujar Eddy, Rabu (9/8/2023).
Kendala target itu belum terealisasi, lanjut Eddy, karena anggapan masyarakat yang cukup memiliki KTP fisik.
“Padahal dengan IKD ini, dia bisa disimpan di ponsel, kalaupun ponselnya hilang, atau ganti, dia bisa melakukan download aplikasi lagi di ponsel yang baru dan bisa memasukkan lagi IKD di ponsel lain, sehingga datanya tidak akan bisa hilang. Data itu bisa dimiliki selamanya, kalau fisik itu rusak harus ganti,” jelasnya lagi.
Eddy mengimbau masyarakat yang belum aktivasi segera mengunduh aplikasi IKD di Play Store atau App Store.
“Download aplikasi IKD dan memasukkan NIK-nya, kemudian kata sandinya terus akan muncul semuanya dan ini lebih memudahkan ketika melakukan kegiatan-kegaiatan apa pun yang membutuhkan KTP,” imbuh Eddy.
Untuk mengejar ketertinggalan, sambung Eddy, Dispendukcapil akan menggeber sosialisasi IKD di sosial media.
“Kami bekerja sama dengan teman-teman yang punya pengikut dengan jumlah banyak (di media sosial), kami sudah punya video kampanye penggunaan IKD. Harapan saya dengan adanya selebgram itu bisa memacu warga masyarakat, khususnya anak-anak muda ini untuk bisa menggunakan IKD,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, hingga 8 Mei 2023, Dispendukcapil Kota Surabaya mencatat total ada 46.739 warga sudah mengaktifkan Identitas Kependudukan Digital (IKD).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, proyeksi jumlah penduduk 2020 di Surabaya berusia 15-75 tahun ke atas berjumlah 2.294.792. (lta/ipg)