Sabtu, 23 November 2024

Jokowi Yakin Masyarakat ASEAN Mampu Menjadi Katalisator Perdamaian Dunia

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Joko Widodo Presiden saat membuka Dialog Antaragama dan Antarbudaya ASEAN di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Senin (7/8/2023). Foto : Faiz Fadjarudin suarasurabaya.net

Joko Widodo (Jokowi) Presiden menyebut kalau dunia sekarang sedang tidak baik-baik saja. Konflik semakin marak dan menyebabkan ratusan orang meninggal dunia, termasuk kerugian ekonomi.

Hal ini disampaikan Jokowi dalam pidato pembukaan Konferensi Dialog Antarbudaya dan Antaragama ASEAN atau ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference (IIDC) 2023, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin (7/8/2023).

“Tahun 2023 konflik global semakin marak. Tahun 2008 ada 58 negara yang terlibat dalam konflik yang saat ini menjadi 91 negara,” ujar Jokowi.

“Angka kematian akibat konflik global pun meningkat menjadi 238.000 jiwa dan dampak ekonomi kerugian ekonomi naik 17% menjadi 17,5 triliun US Dollar setara dengan 13% dari di GDP global, sangat besar sekali,” imbuhnya.

Di sisi yang lain, kata Jokowi, di bidang keagamaan, masyarakat dunia mulai semakin tidak religius.

“Survei dari Ipsos Global Religion tahun 2023 terhadap 19.731 orang dari 26 negara di dunia menunjukkan, 29 persen menyatakan bahwa mereka agnostik dan atheis,” jelasnya.

Dan menurut data Q Riset Center, lanjut Presiden, atas nama agama dan kepercayaan, jumlah kekerasan fisik semakin meningkat.

Jokowi meyakini delegasi yang menghadiri Konferensi Dialog Antarbudaya dan Antaragama ASEAN ini memiliki komitmen yang sama dengan dirinya bahwa ASEAN harus menjadi teladan toleransi dan persatuan.

Kata Presiden, ASEAN harus menjadi jangkar perdamaian dunia.

“Saya yakin masyarakat ASEAN justru memiliki semangat keagamaan yang semakin meningkat,” kata dia.

Jokowi kemudian mencontohkan kalau masyarakat Indonesia kepercayaan terhadap Tuhannya tertinggi di dunia. Masyarakat Indonesia meyakini kalau moral yang baik sangat ditentukan oleh kepercayaannya kepada Tuhan.

“Indonesia misalnya, adalah negara yang masyarakatnya paling percaya Tuhan, dan angkanya tertinggi di dunia. Ini menurut Q Riset Center. 96 persen responden Indonesia meyakini bahwa moral yang baik ditentukan kepercayaan kepada Tuhan,” tegasnya.

Menurut Jokowi, ASEAN sudah menunjukkan bukti bahwa negara-negara ASEAN, di antaranya Indonesia telah berhasil mempertahankan tradisi toleransi yang kuat.

Di tengah keberagaman budaya dan agama, Indonesia mampu terus menjaga kerukunan dan mengelola keragaman, etnisitas, suku, budaya, agama dan kepercayaan.

“Oleh karena itu, saya yakin masyarakat Asean mampu menjadi katalisator perdamaian dunia. Mampu menjadi caring and sharing community, bukan hanya menjadi epicentrum of growth, tetapi juga menjadi epicentrum of harmony yang menjaga stabilitas kawasan dan perdamaian dunia,” pungkas Jokowi.

Dalam pembukaan IIDC ini, hadir Yahya Cholil Staquf Ketua Umum PBNU, Kao Kim Hourn Sekjen ASEAN, KH Miftachul Ahyar Rais ‘Aam PBNU, Muhadjir Effendy Menko PMK, Yaqut Cholil Qoumas Menag dan juga para pemuka lintas agama se ASEAN. (faz/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs