Harga minyak bumi mengalami kenaikan di awal perdagangan Asia dengan menyentuh harga tertinggi sejak pertengahan April 2023 hingga hari ini, Senin (7/8/2023).
Kenaikan tersebut ditunjang dengan produsen utamanya yaitu Arab Saudi dan Rusia yang tetap bertahan mengurangi pasokan minyaknya selama satu bulan. Alasannya, dilansir Antara, untuk memperketat harga minyak di pasar global.
Harga minyak mentah berjangka (Brent) mengalami kenaikan 25 sen atau sebesar 0,3 persen, sehingga diperdagangkan di 86,49 dolar AS per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di harga 83,05 dolar AS per barel, karena mengalami kenaikan 23 sen atau 0,3 persen.
Beberapa faktor yang mendukung kenaikan harga minyak mentah dalam beberapa pekan terakhir di antaranya penghentian kenaikan suku bunga AS, pengurangan pasokan minyak oleh Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC).
Arab Saudi akan memperpanjang pembatasan produksi minyak di angka 1 juta barel per hari hingga akhir September nanti, berdasarkan data yang didapat pada Kamis (3/8/2023). Sehingga negara tersebut hanya memproduksi 9 juta barel per hari dari mulanya 10 juta barel.
Rusia juga ikut membatasi kegiatan ekspor minyak di negaranya sebanyak 300 ribu barel perhari hingga September ke depan. Hal tersebut ditunjang oleh rusaknya kapal perang Rusia oleh serangan Ukraina di pelabuhan angkatan laut Novorossiysk, sehingga pelabuhan tersebut menangani 2,0 persen pasokan minyak dunia.
Sejalan dengan pengurangan produksi, salah satu perusahaan minyak bumi (Saudi Aramco), pada Sabtu (5/8/2023), menaikkan harga jual minyak Brent dan WTI yang dijualnya ke pasar Asia hingga bulan September 2023. (ant/fra/ham)