Jumat, 22 November 2024

Kementan Gandeng EPIS Korea untuk Kembangkan Smart Farming

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Dedi Nursyamsi Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP). Foto: Antara

Untuk mendorong pengembangan smart farming dan digitalisasi di dalam negeri, Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng Korea Agency of Education, Promotion and Information Service in Food, Agriculture, Forestry and Fisheries (EPIS KOREA).

Syahrul Yasin Limpo Menteri Pertanian (Mentan) menyatakan, upaya itu dilakukan karena menurutnya Indonesia tidak boleh hanya mengandalkan pertanian konvensional saja untuk perkembangannya.

“Guna menerapkan semua itu, maka peningkatan kapasitas sumber daya manusia pertanian yang profesional, mandiri dan berdaya saing mutlak dibutuhkan untuk mewujudkan pertanian Indonesia yang maju, mandiri dan modern di masa depan,” katanya saat dilansir dari Antara pada Minggu (6/8/2023).

Melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementan telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerja sama tersebut dengan pemerintah Korea Selatan. MoU itu yakni, Project on Enhancing Millenial Farmer’s Income by Adopting K-Smart Farm technologies in Indonesia.

Sementara lokasi proyek berada di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan Jawa Timur dan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor Jawa Barat.

Salah satu bentuk kerja sama antara BPPSDMP dengan EPIS Korea adalah pelaksanaan Training K-Smart Farm di Korea pada 6-12 Agustus 2023, yang merupakan undangan dari Enhancing Milenial Farmers Income by Adopting K-Smary Farm Technologies in Indonesia.

Sementara itu, Dedi Nursyamsi Kepala BPPSDMP mengatakan memasuki era industri 4.0, insan pertanian harus mulai memahami arti penting sistem digitalisasi serta teknologi dan inovasi.

“Persaingan yang ketat di tingkat global harus diimbangi dengan pola-pola pergerakan usaha baik itu usaha tani dan bisnis lainnya secara lebih efisien, lincah, dan produktif,” katanya.

Teknologi dan inovasi, kata dia, merupakan modal utama dalam menarik generasi muda untuk menggeluti bidang pertanian, baik secara keilmuan ataupun praktek langsung di lapangan.

“Peran generasi milenial dalam pembangunan pertanian di era digital sangat penting sebagai kekuatan bagi ketahanan pangan. Untuk itu, Regenerasi Petani dan Petani Milenial masuk dalam Program Aksi BPPSDMP Tahun 2020-2024, melalui pendidikan vokasi, pelatihan vokasi, penyuluhan, pemberdayaan P4S, Program Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP), dan Youth Entrepreneur and Employment Support Services (YESS),” terangnya.

Ia meminta, para petani milenial mempelajari varietas unggul di Korea, nutrisi, formulasi nutrisi, sistem nutrisi, media tanam, pupuk dan pemupukan dan terakhir pengendalian hama dan penyakit.

“Mungkin tidak semua yang dilihat di Korea dapat diterapkan di sini, namun pelajari esensinya, pelajari sistemnya, bagaimana membangun sistem, bila selama ini kalian sudah menerapkannya, bagaimana meningkatkan kualitas sekembalinya dari sana. Terapkan pengetahuan smart farming yang kalian dapat di sana, dan sesuaikan dengan kondisi di lapangan,” tandasnya.(ant/ris/iss)

 

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs