Gatot Soebroto Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaksana BPBD) Jatim mengatakan, sudah ada penanganan terkait potensi kekeringan yang terjadi di Jawa Timur.
“Sudah ada penanganan baik dari kami maupun BPBD Kabupaten/Kota dengan giat dropping air bersih untuk konsumsi. Selain dropping air, kami juga telah mendistribusikan 10 ribu jerigen serta 350 tandon air ke Kabupaten/Kota melalui BPBD-nya untuk mendukung penanganan kekeringan air di masyarakat,” beber Gatot dalam keterangannya yang diterima Suara Surabaya, Kamis (3/8/2023).
Dia membeberkan, pihaknya sudah melakukan pengiriman air bersih di 15 Kabupaten/Kota, yaitu Kabupaten Lamongan, Bojonegoro, Blitar, Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, Bangkalan dan Situbondo, Probolinggo, Bondowoso, Jember, Ponorogo, Sampang, Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep,” urai Gatot.
“Intinya kami (BPBD Jatim) siap melakukan dropping air bersih guna mengantisipasi kekeringan,” tegas Gatot.
Sementara terkait penanganan jangka panjang, Gatot mengatakan sesuai instruksi Gubernur Jatim, pihaknya mengajak melakukan penanaman pohon di wilayah-wilayah yang sudah dianggap gundul. Selain itu, juga menjaga sumber daya air yang ada.
“Lalu juga jangan buang sampah sembarangan, dan jangan juga menembang pohon, melakukan pembukaan lahan dengan cara hati-hati. Itulah sebagian upaya-upaya jangka panjang yang diharapkan bisa menjaga agar sumber air yang ada di wilayah kita tetap aman dan bisa stabil,” jelasnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau di wilayah Jawa Timur (Jatim) terjadi pada Mei hingga awal September 2023.
Dari data BMKG, pada periode tersebut diperkirakan ada potensi kekeringan di 27 kabupaten/kota Jatim, dengan rincian 1.617 dusun, 844 desa/kelurahan dan 221 Kecamatan.
Adapun dari 844 desa/kelurahan itu terbagi dalam tiga kategori, yakni 500 kering kritis, 253 kering langka, dan 91 kering langka terbatas. Sementara estimasi penduduk terdampak, sebanyak 1.6664.433 jiwa atau 655.277 Kartu Keluarga. (bil/faz)