Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Provinsi Jawa Timur (Jatim) mendorong anak muda menjadikan literasi sebagai gaya hidup.
Caranya dengan memaksimalkan keberadaan perpustakaan di masing-masing kabupaten dan kota di wilayah setempat.
“Perpustakaan itu bisa melakukan segala aktivitas untuk memenuhi kebutuhan literasi. Sehingga bisa menjadi gaya hidup,” kata Tiat S. Suwardi Kepala Disperpusip Jatim dilansir Antara pada Selasa (1/8/2023).
Tiat meyakini ketika literasi sudah dijadikan sebagai gaya hidup bisa berdampak turunnya tingkat buta huruf. Selain itu, akan semakin banyak inovasi baru yang muncul dari buah kreativitas anak-anak muda untuk menjamin terciptanya kemajuan bangsa.
Selain itu, perpustakaan disebutnya bisa dijadikan sebagai wadah memupuk pemikiran kritis anak-anak muda, melalui sejumlah program yang dihadirkan oleh pihaknya.
“Jadi perpustakaan bisa untuk tempat transfer ilmu pengetahuan, ada pelatihan, keterampilan, dan juga inkubator literasi,” ujarnya.
Tiat menyebut terdapat 70 titik baca di Jawa Timur yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan literasinya. “Kami, selain menyediakan buku secara cetak, juga menyediakan buku online,” terangnya.
Sementara itu, Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) Jatim pada 2021 mencapai 64,2 persen. Kemudian pada 2022 menjadi 68,54 persen. (ant/saf/ham)