Sri Mulyani Menteri Keuangan menyatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 akan terus melanjutkan berbagai kegiatan pembangunan yang telah direncanakan.
Termasuk untuk infrastruktur, pemilihan umum (Pemilu), serta belanja bantuan sosial (bansos) hingga akhir tahun ini.
“Pemerintah akan tetap mengoptimalkan peran APBN sebagai shock absorber untuk melindungi kesejahteraan rakyat Indonesia,” kata Sri Mulyani dilansir Antara pada Selasa (1/8/2023).
Hal itu tercermin dalam kinerja belanja negara. Terlihat kebijakan ekspansif terus dilakukan untuk mendukung berbagai agenda pembangunan dan menjaga stabilitas ekonomi makro. Dengan realisasi pada semester I 2023 mencapai Rp1.255,7 triliun atau 41,0 persen dari pagu APBN.
Realisasi tersebut digunakan untuk belanja yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, termasuk melalui berbagai program seperti Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan sembako, dan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Nasional (PBI JKN).
Serta untuk Program Kartu Prakerja, Program Indonesia Pintar (PIP), Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, Bantuan Operasional Sekolah (BOS), bantuan benih, subsidi, dan kompensasi energi.
Selain itu, belanja pemerintah terkait agenda prioritas nasional lainnya juga akan terus disalurkan, terutama kaitannya dengan penurunan stunting, penghapusan kemiskinan ekstrem, dukungan persiapan pelaksanaan pemilu, pembangunan IKN, serta percepatan penyelesaian infrastruktur prioritas.
“Penyaluran subsidi energi juga akan tetap dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat. Dengan demikian, pengelolaan APBN akan terus responsif dan adaptif dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian,” ucap Sri Mulyani.
Kinerja APBN yang tetap solid hingga semester I 2023 juga terefleksikan pada surplus pada keseimbangan primer sebesar Rp368,2 triliun dan surplus anggaran fiskal sebesar Rp152,3 triliun, setara dengan 0,71 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Meski termoderasi di tengah normalisasi harga komoditas, pendapatan negara tetap tumbuh positif sebesar 5,4 persen, sehingga realisasi mencapai Rp1.409,7 triliun atau 57 persen dari target APBN.
“Di tengah tren pelambatan ekonomi global serta dinamika geopolitik yang masih diselimuti ketidakpastian, APBN 2023 tetap berupaya keras dalam mendukung berbagai upaya pemulihan ekonomi dan pelaksanaan agenda prioritas nasional,” jelas Sri Mulyani. (ant/dvn/saf/ham)