Kurs dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap mata uang utama lainnya pada akhir pekan perdagangan, karena investor mempertimbangkan serangkaian data ekonomi AS yang dinilai positif.
Penjualan ritel AS meningkat 0,1 persen pada Agustus dari bulan sebelumnya, kata Departemen Perdagangan pada Jumat (14/9/2018). Ini adalah kenaikan terkecil dalam enam bulan terakhir, gagal memenuhi perkiraan pasar untuk kenaikan 0,4 persen.
“Penjualan ritel lebih lemah dari yang diperkirakan pada bulan Agustus, tetapi revisi naik substansial ke Juli, berarti konsumsi pada kuartal ketiga sekuat yang diharapkan dan membatasi pelemahan lebih lanjut pada September. Penjualan yang lemah seharusnya tidak mengejutkan setelah bulan blockbuster seperti Juli,” kata Chris Low, kepala ekonom di FTN Financial, dalam sebuah catatan seperti yang dikutip Antara dari Xinhua.
Sementara itu, harga impor AS turun 0,6 persen pada Agustus, menyusul penurunan 0,1 persen pada bulan sebelumnya, menurut statistik dari Departemen Tenaga Kerja.
Jatuhnya harga untuk impor bahan bakar dan non-bahan bakar berkontribusi pada penurunan Agustus, katanya. Harga untuk ekspor AS juga turun tipis 0,1 persen pada Agustus, setelah turun 0,5 persen pada Juli.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, meningkat 0,43 persen menjadi 94,9247 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1632 dolar AS dari 1,1692 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3066 dolar AS dari 1,3111 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7165 dolar AS dari 0,7195 dolar AS.
Dolar AS dibeli 112,01 yen Jepang, lebih tinggi dari 111,88 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9668 franc Swiss dari 0,9659 franc Swiss, dan meningkat menjadi 1,3031 dolar Kanada dari 1,2990 dolar Kanada.(ant/iss)