Sabtu, 23 November 2024

Desa Dukuh Bungkal Merawat Tradisi

Laporan oleh Agung Hari Baskoro
Bagikan
Warga Desa Dukuh Bungkal di Kawasan Surabaya Barat menggelar Sedekah Desa di Balai RW Desa Dukuh Bungkal, Kecamatan Sambikerep, Surabaya, Minggu (16/9/2018). Foto: Baskoro suarasurabaya.net

Kota Surabaya sebagai Kota Metropolis, tak membuat Desa Dukuh Bungkal di Kawasan Surabaya Barat ini kehilangan tradisi leluhurnya. Warga desa masih rutin menggelar Sedekah Desa yang konsisten mereka adakan tiap tahun. Berpusat di Balai RW Desa Dukuh Bungkal, Kecamatan Sambikerep, Surabaya, para warga bergotong royong menyukseskan ritual leluhur tersebut.

Sejak hari Jumat (14/9/2018), mereka melakukan bersih desa. Pada hari Sabtu (15/9/2018) malam, warga dihibur dengan kesenian tandakan atau tayuban hingga larut malam.

Minggu (16/9/2018) pagi, warga sudah disibukkan dengan kegiatan menghias dan membuat tumpeng. Sejak sebelum matahari makin tinggi, ada panitia yang telah berkeliling dengan mobil bak terbuka, untuk mengangkuti tumpeng-tumpeng warga.

Di balai RW, panitia sudah siap dengan satu set perlengkapan musik Jawa, seperti gamelan, kendang, gong, kenong, dan lain-lain. Warga juga sudah memadati jalan-jalan desa untuk melihat langsung prosesi sedekah bumi tahunan ini.

Acara tahunan inipun, tak luput dimanfaatkan para pedagang kaki lima yang sudah memadati jalan-jalan desa sambil menjajakan dagangannya. Suasana terasa semarak di desa tersebut.


Warga Desa Dukuh Bungkal berebut tumpeng berisi makanan. Foto: Baskoro suarasurabaya.net

Pada pukul 12.00 WIB, tumpeng-tumpeng beragam bentuk dan isi telah mengisi halaman Balai RW. Setelah sambutan-sambutan dari perangkat desa, mudin desa mendoakan keselamatan desa beserta warga yang hidup didalamnya.

Begitu doa selesai, puluhan warga langsung memadati halaman balai RW untuk berebut tumpeng-tumpeng yang berisi makanan beragam rupa tersebut. Meski riuh rendah terasa di perebutan makanan ini, namun tak ada satupun yang kecewa, marah, atau kesal. Semua kembali membawa makanan dengan wajah bahagia.

Sariadi Ketua RW 3 Desa Dukuh Bungkal menyebut, tradisi ini telah berlangsung sejak puluhan bahkan ratusan tahun lalu. Ia menjelaskan, sedekah bumi ini merupakan cara untuk terus melestarikan dan menjaga warisan leluhur. Meski dunia telah bergerak menuju modernitas, namun tradisi adalah sebuah tanggungjawab yang harus dilestarikan.

Beberapa tumpeng, dibawa menuju Punden Desa untuk menyempurnakan tradisi sedekah bumi tersebut. Warga Dukuh Bungkal berdoa dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar kampung mereka aman, tentram, banyak rejeki, dan dijauhkan dari bencana.

Pada siang itu juga, Desa Dukuh Bungkal menggelar lomba Ongkol atau Gulat yang bisa diikuti oleh siapa saja. Kata Sariadi, Tradisi Ongkol telah ada sejak lama di desa ini dan masih terus dilestarikan.

Warga memadati depan, kanan, dan kiri panggung, untuk melihat kehebohan pertandingan gulat tradisional tersebut. Riuh rendah sorakan penonton, dan permainan musik tradisonal menambah keseruan sedekah bumi ini.

Malam harinya, warga desa akan menutup perayaan sedekah bumi dengan pertunjukan Ludruk. Sebuah perayaan merawat tradisi selama tiga hari untuk kebudayaan yang abadi. (bas/tin/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
35o
Kurs