Sabtu, 23 November 2024

Gulat Okol, Bertarung Demi Tradisi di Atas Jerami

Laporan oleh Agung Hari Baskoro
Bagikan
Gulat Ongkol yang dimainkan warga Desa Dukuh Bungkal. Gulat ini dimainkan di atas sebuah ring yang sudah dipenuhi dengan tumpukan jerami. Foto: Baskoro suarasurabaya.net

Gulat Okol, sekilas mungkin mirip dengan Sumo, olahraga tradisonal Jepang yang sudah mendunia. Namun, Gulat okol memiliki keunikan tersendiri. Gulat ini dimainkan di atas sebuah ring yang sudah dipenuhi dengan tumpukan jerami.

Para peserta pun harus memakai ikat kepala dan ikat pinggang serta bertelanjang dada. Ikat pinggang ini digunakan sebagai pegangan untuk menjatuhkan lawan dalam pertandingan. Jadi, para peserta tidak bersentuhan langsung dengan tubuh lawan.

Gulat Okol hingga saat ini tetap dilestarikan. Desa Dukuh Bungkal, Kecamatan Sambikerep, Surabaya, merupakan salah satu desa yang masih melestarikan kebudayaan ini.

Mereka selalu rutin menggelar perlombaan gulat Okol tiap tahun bersamaan dengan Sedekah Bumi di Desa mereka. Mamudi Wakil Ketua Panitia Sedekah Bumi mengatakan, acara ini diadakan sebagai bagian menjaga tradisi dan hiburan.

“Sudah ada sejak dulu. Sejak bertahun-tahun yang lalu, warisan nenek moyang. Sebelum listrik masuk desa sini, sudah ada,” kata Mamudi.

Keunikan lain dari olahraga ini adalah iringan musik tradisonal gamelan yang makin menambah semarak perlombaan.

Dalam acara Sedekah Bumi yang diadakan Desa Dukuh Bungkal pada Minggu (16/9/2018), puluhan warga memadati ring yang menjadi arena tarung para jawara gulat okol. Sesekali para penonton bertepuk tangan dan bersorak ketika jagoan mereka berhasil mengalahkan lawannya.

Vikar warga Dukuh Bungkal yang juga salah seorang peserta menyebut, ia senang bisa mengikuti olahraga tradisional ini.

“Tiap Tahun ikut. Alhamdullilah tahun ini menang. Biasanya draw,” katanya. (bas/tin/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs