Senin, 25 November 2024

Percepat Zero Stunting, Pemkot Lombakan Orang Tua Selama Dua Bulan

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya saat baksos Stunting Wonokusumo. Foto: Humas Pemkot Surabaya

Percepat zero stunting, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melombakan ratusan orang tua dengan balita prastunting selama dua bulan ke depan.

Gebyar Lomba Bersama Mewujudkan Surabaya Emas (eliminasi masalah stunting) Jilid II itu sebagai upaya percepatan penurunan stunting. Di tahun 2023, diikuti 784 balita prastunting di Kota Surabaya.

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut, lomba ini diharapkan bisa mempercepat zero stunting.

“Lomba Surabaya Emas untuk menciptakan Generasi Emas yang lepas dari stunting. Menuju zero stunting, Surabaya dari 25,8 persen menjadi 4,8 persen. Sehingga kita adakan lomba ini agar orang tua semakin peduli dengan putra-putrinya,” katanya, Jumat (28/7/2023).

Para orang tua didampingi TP PKK beserta Tim Pendamping Keluarga (TPK) di masing-masing kelurahan. Mereka mendapatkan makanan berupa telur, kudapan, susu, dan vitamin bagi balita prastunting.

“Dalam waktu dua bulan ke depan, anak-anak harus bisa lepas dari berat badan dan tinggi badan yang kurang. Oleh karena itu, kita melibatkan TP PKK dan TPK untuk memberikan pengertian kepada para ibu agar senantiasa menjaga anak-anaknya,” ujarnya.

Orang tua yang mengikuti Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) di masing-masing kelurahan, diberikan ilmu parenting, seperti pola asuh dan pemberian makanan bergizi bagi anak sebagai upaya mencegah adanya balita berisiko stunting.

“SOTH tidak hanya mencegah stunting tetapi juga untuk mencegah anak-anak memiliki kepribadian yang negatif. Ayo, kita mempersiapkan anak-anak menjadi yang terbaik. Jika orang tua lelah, jangan memberikan makanan instan pada anak, itu tidak baik karena mereka adalah penerus-penerus kita,” terangnya.

Sementara bagi kelurahan yang tidak memiliki balita stunting atau pra stunting juga tetap menjalankan SOTH.

“Tetap, berjalan. Karena tidak untuk mencegah stunting saja, tetapi ilmu parenting untuk mengasuh anak-anaknya. Jadi cara mengasuh anak dari tingkat Paud, TK, Sd, SMP, SMA ada semua,” kata dia.

Eri yakin tahun ini juga akan sesukses tahun kemarin yang berhasil meningkatkan kesadaran orang tua mengenai pola asuh dan memberi makanan bergizi pada anak.

“Pola-pola yang berhasil kemarin itu yang kita terapkan hari ini di Surabaya Emas Jilid II. Harapannya, orang tua juga bisa mengolah makanan agar disukai anak-anak,” jelasnya.

Sementara itu, Rini Indriyani Ketua TP PKK Surabaya mengatakan para peserta akan mendapatkan intervensi spesifik dan intervensi sensitif selama dua bulan ke depan.

“Orang tua balita akan mendapatkan pembinaan pola asuh yang baik terhadap anak-anaknya melalui SOTH di kelurahan masing-masing. Juga diberikan pendampingan oleh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) terkait dengan praktek pemberian makanan bayi yang benar,” katanya.

Sementara SOTH, lanjutnya, untuk mencegah munculnya balita berisiko stunting dilakukan selama 13 kali pertemuan di masing-masing kelurahan.

“Kita juga ingin melatih orang tua untuk berinovasi dan mandiri dalam mengolah menu makanan bagi anak, tidak harus mahal tetapi protein terpenuhi. Karena anak-anak itu bukan tidak mau makan, tetapi menu kurang menarik buat mereka,” ujarnya.

Selanjutnya, akan diberikan pendampingan pola asuh dari Himpunan Psikolog (HIMPSI), pembinaan rumah sehat dari Tim Kesling Kota Surabaya, serta dilakukan penimbangan 2 minggu sekali yang akan dimonitor dokter spesialis anak di puskesmas masing-masing.

“Pemenangnya juga ada orang tua terhebat, Tim Pendamping Keluarga, dan TP PKK Kelurahan. Dimana penilaiannya melibatkan IDAI Cabang Jawa Timur dan FKM Unair,” pungkasnya. (lta/bil/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
34o
Kurs