Sabtu, 23 November 2024

BI Prediksi Ekonomi 2023 Tumbuh 5,3 Persen Berkat Permintaan Domestik

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Perry Warjiyo Gubernur BI, memberikan pemaparan dalam konferensi pers Pengumuman Hasil RDG Bulanan Bulan Juli 2023 di Jakarta, Selasa (25/7/2023). Foto : Antara

Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 berada di kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen berkat kinerja permintaan domestik.

Melansir Antara, Perry Warjiyo Gubernur BI mengatakan, permintaan domestik pada triwulan II-2023 menunjukkan tren kinerja yang lebih positif.

“Perekonomian domestik pada triwulan II 2023 diprakirakan tumbuh lebih baik dari proyeksi, ditopang oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi,” ujar Perry dalam konferensi pers Pengumuman Hasil RDG Bulanan, Juli 2023 di Jakarta, Selasa (25/7/2023).

Menurutnya, konsumsi rumah tangga mengalami peningkatan akibat dorongan dari mobilitas, dan membaiknya ekspektasi pendapatan, serta terkendalinya inflasi.

Selain itu, dampak positif dari Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan pemberian gaji ke-13 kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) juga berkontribusi dalam tren positif perekonomian domestik di triwulan II-2023.

BI juga menyadari, tren peningkatan pada sektor investasi, terutama investasi non-bangunan yang sejalan dengan kinerja ekspor positif dan berlanjutnya hilirisasi.

Sementara itu, ekspor barang diprediksi melambat seiring dengan ekonomi global yang melemah. Meskipun demikian, ekspor jasa diperkirakan akan tumbuh tinggi karena pengaruh kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara.

Perry menambahkan, sejumlah sektor lapangan usaha juga berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi, terutama industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta informasi dan komunikasi.

Kemudian, secara spasial, pertumbuhan ekonomi utama didukung oleh pertumbuhan wilayah Kalimantan dan Jawa. Perekonomian di kedua wilayah tersebut, masih kuat dan sejalan dengan tingginya permintaan domestik yang tetap terjaga.

“Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi stimulus fiskal pemerintah dengan stimulus makroprudensial Bank Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya dari sisi permintaan,” tutur Perry.

Dalam rangka memperkuat stimulus kebijakan makroprudensial, BI akan memfokuskan kebijakan pada tiga aspek utama. Pertama, penajaman insentif likuiditas kepada bank penyalur kredit atau pembiayaan pada sektor hilirisasi minerba dan hilirisasi non-minerba; pariwisata; UMKM, KUR, dan ultra mikro/UMi; serta ekonomi keuangan hijau.

Kedua, meningkatkan besaran total insentif maksimal dari yang sebelumnya 2,8 persen menjadi 4 persen. Terakhir, melaksanakan implementasi insentif likuiditas makroprudensial (KLM) melalui pengurangan giro di BI dalam rangka pemenuhan giro wajib minimum GWM dalam rupiah yang wajib dipenuhi secara rata-rata. (ant/dvn/ris/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
34o
Kurs