Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut banyak warga pendatang dari luar daerah yang ingin pindah kartu keluarga (KK) ke Kota Pahlawan. Mereka bertujuan untuk mencari pekerjaan hingga sekolah gratis.
“Kalau saya harus memberikan pengobatan gratis, memberikan sekolah gratis untuk orang yang masuk KTP Surabaya belum setahun, bagaimana nasib warga Surabaya yang puluhan tahun lahir di sini, hidup di sini, menderita. Masak saya harus mendahulukan orang lain dulu,” kata Eri Cahyadi dilansir Antara pada Minggu (23/7/2023).
Untuk itu, Eri menyatakan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memiliki skala prioritas dalam memberikan intervensi bantuan kepada warganya. Intervensi itu akan diprioritaskan dahulu bagi warga asli atau yang sudah lama menjadi penduduk Surabaya.
“Surabaya ini primadona. Tetapi saya akan mempertahankan Surabaya agar tidak semuanya pindah Surabaya untuk mendapatkan fasilitas dari Pemkot Surabaya. Apapun yang diberitakan silhkan, tapi saya berdiri untuk orang Surabaya, saya berdiri untuk membahagiakan orang Surabaya dulu, baru orang yang luar Surabaya,” katanya.
Cyntya Afrianti (17), merupakan satu di antara potret warga dari luar daerah yang baru menjadi penduduk Surabaya. Remaja kelahiran 2006 ini awalnya diajak kedua orang tuanya untuk mencari kehidupan lebih baik dengan tinggal indekos di Kota Pahlawan.
Eri menyebut, sebelumnya pada Maret 2023, Cyntya sempat diviralkan oleh sebuah komunitas melalui media sosial. Namun cara memviralkannya ini dilakukan dengan si anak diminta berjalan merangkak di pinggir jalan raya sembari berjualan peyek yang dikalungkan di leher.
“Surabaya sudah tenang, tiba-tiba ada komunitas yang meminta anak ini untuk berjalan, diberikan kalungan (peyek) itu agar dia diberikan donasi. (Seharusnya) tidak seperti itu,” ujarnya.
Menurutnya, banyak cara lebih etis yang bisa dilakukan komunitas untuk menggalang donasi bantuan. Bukan berarti, memviralkan seseorang itu dengan cara kurang baik seperti diminta untuk berjalan merangkak di pinggir jalan raya.
“Berarti apa? Satu ingin menjelekkan Surabaya yang tenang, atau apa ini. Akhirnya setelah diviralkan bulan Maret itu, anak ini kasihan, seperti dieksploitasi. Berarti apa? Tidak jelas komunitas ini. Kalau cari donasi tidak seperti itu di Surabaya, banyak orang kaya yang memberikan bantuan di Surabaya, banyak yayasan, orang baik-baik di Surabaya,” ujarnya.
Selain itu, Eri menyebut, orang tua Cyntya juga ingin memasukkan putrinya ke SMA Negeri Surabaya. Namun karena administrasi kependudukan masih luar daerah, sehingga kemudian Cyntya dititipkan masuk KK budenya di alamat Kendangsari Surabaya pada Agustus 2022.
“Anak ini tidak bisa masuk sekolah negeri. Karena apa? KTP-nya luar Surabaya, akhirnya masuklah ‘nunut’ (Numpang KK) budenya. Kira-kira kalau ini tahu orang Surabaya ‘nunut’ sebelum setahun masuk ke sekolah negeri bisa diterima, hancur tidak perasaan orang Surabaya? Ya hancur. Saya sebagai Wali Kota Surabaya akan mendahulukan orang Surabaya,” ujar dia.
“Jadi kalau ada yang kabar (viral) begitu silakan. Saya bertanggung jawab terhadap orang Surabaya dulu, anggaran Pemkot saya gunakan untuk orang Surabaya dulu,” katanya menambahkan.
Berdasarkan Data Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, pada tahun 2022, ada sebanyak 1.090 Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) yang telah di-reunifikasi atau dipulangkan ke daerah asal. Sedangkan data hingga Juli tahun 2023, terdapat 456 PPKS yang telah direunifikasi. (ant/dvn/saf)