Korea Utara (Korut) kembali menembakkan dua rudal jarak pendek ke Laut Timur Jepang, setelah kapal selam rudal balistik nuklir Amerika Serikat tiba bersamaan dengan peresmian dialog keamanan Korea Selatan-AS pada Rabu (19/7/2023).
Kepala Staf Gabungan Joint Chiefs of Staff (JCS) mengatakan, pihaknya mendeteksi peluncuran dari wilayah Sunan di Pyongyang pada pukul 3.30 dan 3.46 dini hari waktu setempat, kemudian rudal tersebut terbang sejauh 550 kilometer sebelum akhirnya jatuh di wilayah laut Timur Jepang, dilansir Antara.
JCS mengecam peluncuran tersebut sebagai aksi provokasi nyata yang merusak keamanan, tidak hanya di Semenanjung Korea tapi juga masyarakat internasional.
Peluncuran itu termasuk pelanggaran resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mengingat sebelumnya Pyonyang melakukan uji tembak rudal balistik antar benua (ICBM) berbahan bakar padat Hwasong-18 pada 12 Juli lalu.
“Militer kami akan mempertahankan kesiapan yang kuat berdasarkan kemampuan untuk menanggapi setiap provokasi Korea Utara,” ujar JCS dalam keterangannya.
Melihat hal tersebut, kantor kepresidenan Korsel mengadakan rapat pengawasan keamanan yang dipimpin Lim Jong-deuk Wakil Penasehat Keamanan Nasional.
Peluncuran rudal yang dilakukan Korut dipicu oleh pertemuan Kelompok Konsultatif Nuklir (NCG) Korsel dan AS di Seoul, sehari sebelumnya untuk meningkatkan komitmen AS dalam memperluas daya cegah dengan menggunakan seluruh kemampuan militer, termasuk senjata nuklir, untuk membela sekutunya.
Pertemuan tersebut bersamaan dengan datangnya USS Kentucky di pangkalan laut utama di Busan, 320 kilometer tenggara Seoul, sekaligus menandai kunjungan pelabuhan pertama oleh kapal selam strategis berkemampuan nuklir Amerika (SSBN). (ant/fra/iss)