Harga emas merosot pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), usai mengalami kenaikan akhir pekan lalu menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang dapat menjadi petunjuk tentang arah pergerakan suku bunga Federal Reserve berikutnya.
Melansir Antara, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman bulan Agustus 2023 di divisi Comex New York Exchange tergelincir dari 1,50 dolar AS atau 0,08 persen menjadi ditutup pada 1.931,00 dolar AS per ounce, yang sebelumnya menyentuh level sesi tertinggi di 1.933,70 dolar AS dan terendah di 1.918,00 dolar AS.
Emas berjangka terangkat 17,10 dolar AS atau 0,89 persen menjadi 1.932,50 dolar AS pada Jumat (7/7/2023), yang sebelumnya merosot 11,70 dolar AS atau 0,61 persen menjadi 1.915,40 dolar AS pada Kamis (6/7/2023), dan menyusut 2,40 dolar AS atau 0,12 persen menjadi 1.927,10 dolar AS pada Rabu (5/7/2023).
Indeks harga konsumen AS akan dirilis pada Rabu (12/7/2023) dan Indeks harga produsen akan dirilis Kamis (13/7/2023). Investor sedang menunggu kedua indikator inflasi tersebut untuk petunjuk lebih lanjut tentang jalur Federal Reserve untuk suku bunga.
Mary Daly Presiden Fed San Francisco dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Brookings Institution pada Senin (10/7/2023) mengatakan, beberapa kenaikan suku bunga akan diperlukan hingga akhir tahun.
“Kita perlu menaikkan suku bunga untuk lebih mengekang perekonomian itu,” ujarnya.
Sementara itu, Loretta Mester Presiden Federal Reserve Cleveland dalam pidato di University of California San Diego, Senin (10/7) memiliki pengamatan untuk memastikan bahwa inflasi berada pada jalur yang berkelanjutan dan tepat waktu kembali ke 2,0 persen.
“Pandangan saya adalah bahwa suku bunga dana fed akan membutuhkan untuk naik sedikit lebih jauh dari level saat ini dan kemudian bertahan di sana untuk sementara saat kita mengakumulasi lebih banyak inflasi pada bagaimana ekonomi berkembang,” ujarnya.
Sedangkan Michael Barr Wakil Ketua Fed berencana mengejar berbagai inisiatif peraturan yang akan mengarahkan bank-bank besar dengan aset lebih dari 100 miliar dolar AS untuk menyimpan lebih banyak cadangan. Karena kegagalan bank baru-baru ini menggarisbawahi perlunya regulator untuk meningkatkan ketahanan dalam sistem.
Departemen Perdagangan AS mengatakan, persediaan grosir AS hampir tidak berubah pada bulan Mei dibandingkan dengan April, karena perusahaan-perusahaan berpegang pada strategi restocking yang lebih santai di tengah lingkungan permintaan yang tidak pasti.
Sekedar diketahui, logam mulia lainnya seperti perak untuk pengiriman September 2023 meningkat 5,60 sen atau 0,24 persen, menjadi ditutup pada 23,345 dolar AS per ounce. Kemudian platinum untuk pengiriman Oktober 2023 bertambah 16,30 dolar AS atau 1,77 persen, menjadi menetap pada 934,80 dolar AS per ounce. (ant/fra/ham)