Ariston Tjendra pengamat pasar uang menyebut pergerakan rupiah di pasar keuangan, Senin (10/7/2023) pagi ini, masih dibayangi oleh sentimen The Fed bank sentral Amerika Serikat.
“Peluang hari ini, ada potensi pelemahan ke arah Rp15.150, sementara potensi penguatan ke arah Rp15.100,” ujar Aris di Jakarta, Senin (10/7/2023), dilansir Antara.
Sebelumnya, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, pada Jumat (7/7/2023) pagi, melemah 0,05 persen atau 7 poin menjadi Rp15.150 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.143 per dolar AS.
Ariston menambahkan, berdasarkan survei CME FedWatch tool, probabilitas kenaikan suku bunga acuan AS di bulan Juli 2023 sangat tinggi sekitar 92 persen, lebih tinggi dari pekan sebelumnya yang di kisaran 86 persen.
“Kelihatannya pasar sudah sangat yakin terhadap kenaikan suku bunga acuan Fed di bulan ini,” ujarnya.
Menurutnya, probabilitas kenaikan suku bunga acuan sangat tinggi karena dipengaruhi dua faktor.
Faktor pertama yaitu, tingkat inflasi masih tinggi belum turun ke target dua persen, oleh sebab itu kenaikan suku bunga acuan masih mungkin 2 kali tahun ini.
Faktor selanjutnya, sebagian data ekonomi AS yang dirilis masih mendukung kenaikan suku bunga acuan AS, dengan kata lain masih berpotensi mendorong kenaikan inflasi di AS sehingga ini masih memerlukan kebijakan suku bunga tinggi
“Data ekonomi AS yang dirilis belakangan ini hasilnya beragam, ada yang mendukung peluang kenaikan suku bunga acuan selanjutnya dan ada yang menurunkan kemungkinan tersebut,” kata Ariston.
Data tenaga kerja AS yang dirilis pada Jumat (7/7/2023) lalu menunjukkan, Data Non Farm Payrolls dirilis lebih rendah dari perkiraan, tapi data tingkat pengangguran dan data penghasilan rata-rata per jam dirilis lebih bagus dari perkiraan.
Jika berpegang pada pernyataan Gubernur Bank Sentral AS bahwa suku bunga belum akan dipangkas dan malah ada potensi kenaikan dua kali tahun ini, kata Ariston, dolar AS masih berpeluang menguat terhadap nilai tukar lainnya ke depan.
Namun demikian, sentimen pasar disebut seringkali berubah dengan perkembangan data dan kondisi ekonomi terbaru. Artinya, dapat dikatakan dinamika pergerakan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya di pasar masih tinggi, seputar sentimen The Fed. (ant/fra/bil)