Sabtu, 23 November 2024

Gunung Semeru Tercatat Bergetar Sebanyak Empat Kali pada Jumat

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Banjir lahar dingin Gunung Semeru yang mengalami peningkatan debit airnya akibat hujan deras yang mengguyur puncak Gunung Semeru, Jumat (7/7/2023). Foto: Antara/Diskominfo Lumajang

Pengamatan aktivitas gempa mencatat bahwa getaran banjir di Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur terdata seismograf sebanyak empat kali selama lima sampai enam jam pada Jumat (7/7/2023), akibat hujan berintensitas tinggi di kawasan puncak gunung tersebut.

Liswanto Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru dalam laporan tertulisnya mendata bahwa pada periode pengamatan Jumat (7/7/2023) pukul 00.00 sampai 24.00 WIB, terdapat empat kali gempa getaran banjir.

“Gempa getaran banjir itu memiliki amplitudo 28-40 mm dan lama gempa 20.700-21.600 atau sekitar 5-6 jam,” ungkap Liswanto seperti dilaporkan Antara, Sabtu (8/7/2023).

Adapun selama 24 jam, seismograf juga merekam 57 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 12-22 mm dan lama gempa 45-155 detik. Kemudian ada sembilan kali gempa guguran dengan amplitudo 4-13 mm dan lama gempa 37-62 detik.

“Juga tercatat satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 17 mm, sedangkan pengamatan visual asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah utara, timur laut, selatan, barat dan barat laut,” sambungnya.

Getaran banjir yang cukup lama tersebut menyebabkan debit air di sejumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) Semeru mengalir sangat deras hingga berdampak pada kerusakan sejumlah jembatan.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan Gunung Semeru masuk dalam status siaga atau level 3, sehingga masyarakat tidak boleh beraktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena memiliki potensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Dalam radius lima kilometer dari kawah/puncak Semeru, masyarakat dilarang beraktivitas, karena adanya potensi bahaya lontaran batu (pijar).

Terakhir, penting juga untuk mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (ant/bnt/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs