Jumat, 22 November 2024

Ancaman Penyakit dari Hewan Meningkat, Pemerintah Bentuk Kader Zoonosis

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi. Peternakan sapi. Foto: Antara

Pemerintah membentuk Kader Zoonosis di setiap daerah untuk membangun partisipasi aktif dan tanggung jawab masyarakat dalam kegiatan pengendalian sejumlah penyakit hewan yang menular ke manusia.

“Tugas Kader Zoonosis adalah komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat,” kata Syamsul Ma’arif Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Kementerian Pertanian (Kementan) di Jakarta, Jumat (7/7/2023), seperti dilaporkan Antara.

Kader Zoonosis terdiri atas kader di tingkat posyandu, relawan, perwakilan organisasi masyarakat, tokoh masyarakat, hingga tokoh agama.

Ia mengatakan kader memiliki peran memobilisasi masyarakat dalam pengendalian dan penanggulangan zoonosis, kemudian membantu petugas dinas dalam pengendalian dan penanggulangan zoonosis.

Saat ini terdapat 15 zoonosis yang diklasifikasikan Kementan memperoleh prioritas upaya pengendalian yakni Avian Influenza, rabies, antraks, Berucellosis, Leptospirosis, Japanese B. Anthracis, Bovine Tubercullosis, Salmonellosis, Schistosomiasis, Q Fever, Campylobacteriosis Trichinellosis Paratubercullosis, Toksoplasmosis, dan Cysticercosis/Taeniasis.

“Avian Influenza, rabies, dan antraks, termasuk tiga besar pembobotan prioritas zoonosis,” kata Syamsul.

Dikonfirmasi secara terpisah, Dante Saksono Harbuwono Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) mengatakan pemerintah melakukan langkah antisipasi zoonosis dengan menerbitkan Permenko PMK Nomor 7 tahun 2022 tentang Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis dan Penyakit Infeksius Baru.

“Proses surveilans yang dilakukan tidak hanya kepada manusia, tapi juga kepada binatang. Surveilans tidak hanya dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tapi juga Kementerian Pertanian dan juga kementerian lain terkait, termasuk Kader Zoonosis,” katanya.

Dante mengatakan ancaman zoonosis dan penyakit infeksius baru di Indonesia diprediksi akan meningkat dan memiliki potensi untuk menyebabkan eskalasi penyakit yang berdampak pada aspek sosial, ekonomi, keamanan, dan kesejahteraan rakyat.

Salah satu contoh kejadian zoonosis yang baru-baru ini terjadi adalah antraks di Dukuh Jati, Kelurahan Candirejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, akibat konsumsi daging sapi yang mendadak mati dan sudah dikubur.

Akibatnya tiga orang meninggal pada Mei hingga Juni 2023. Satu kasus diantaranya dilakukan pengambilan sampel dan diagnosis suspek antraks.

Sejak 18 hingga 26 Mei 2023 terjadi kematian mendadak pada sejumlah hewan ternak berupa sapi dan kambing milik warga di wilayah setempat. Hewan ternak yang mati itu lalu dipotong dan dibagikan ke warga untuk dikonsumsi.(ant/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs