Marni Sumbal RDN Pakar fisiologi olahraga mengatakan orang-orang tetap membutuhkan hidrasi selama melakukan aktivitas berenang.
“Kehilangan cairan melalui keringat (selama berenang) membutuhkan penggantian melalui minum,” ujarnya dalam sebuah siaran streaming yang dikutip Antara, Minggu (2/7/2023).
Tetap terhidrasi dengan baik selama sesi berenang, menurutnya dapat mengurangi risiko kram serta menghindari hipotensi ortostatik atau tekanan darah yang rendah, saat berdiri setelah duduk atau berbaring usai berenang.
Menurut Sumbal, meskipun hipotensi ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, beberapa diindikasi terkait dengan dehidrasi. Dalam kasus berenang, hipotensi bisa terjadi saat seseorang bergerak dari posisi horizontal ke posisi vertikal yakni saat berhenti dan berdiri.
“Tanda-tanda Anda mungkin kesulitan hidrasi selama dan setelah latihan berenang mungkin termasuk kelelahan, pusing, pusing, sulit fokus, mual, dan sakit kepala,” kata Sumbal.
Jika seseorang tidak yakin tentang kecukupan minum saat berenang, dia mengatakan bisa dicek warna urine setelah berenang. Urine yang berwarna kuning gelap dimungkinkan menjadi tanda tubuh mengalami dehidrasi.
Oleh sebab itu, meminum air sebelum, selama, dan setelah berenang merupakan awal yang baik. Namun sebaiknya lebih spesifik tentang rencana hidrasi selama kegiatan tersebut.
Sumbal menyarankan, orang-orang meminum segelas air setidaknya 20 menit sebelum berenang dan simpan sebotol air di ujung kolam. Menambahkan bubuk atau tablet elektrolit ke dalam botol juga dapat dilakukan untuk memastikan tubuh terhidrasi sepenuhnya.
Setelahnya, minum lagi setidaknya setiap 10 menit. Kemudian, 10 – 20 menit setelah berenang, bisa minum segelas air lagi.
Sumbal juga mengingatkan orang-orang untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi guna mempelajari lebih lanjut tentang kebutuhan hidrasi spesifik tubuh mereka. Terutama, jika berencana untuk meningkatkan atau menurunkan intensitas olahraga renang atau aktivitas lainnya secara drastis. (ant/fra/bil)