Rabobank Indonesia menyatakan kesiapannya berkontribusi untuk mengembangkan sektor pangan dan agribisnis. Swasembada pangan yang digalakkan pemerintah akan didukung dengan akses dana dan jaringan.
Jos Luhukay Presiden Direktur Rabobank Indonesia mengatakan, bahwa Rabobank Indonesia siap mendukung tujuan strategis pemerintah untuk mencapai swasembada pangan dengan memberikan akses dana, akses pengetahuan, serta akses kepada jaringan Rabobank kepada para penggerak sektor pangan dan agribisnis.
“Rabobank Indonesia dapat mendanai seluruh rantai-pasok pangan dan agribisnis karena memiliki layanan perbankan korporasi yang membantu perusahaan besar dan perbankan bisnis yang melayani perusahaan kecil dan menengah. Rabobank juga berupaya mendorong tumbuhnya ekosistem usaha pangan sehingga tidak hanya menyalurkan kredit, tetapi juga memiliki informasi mengenai pasarnya,” ujarnya saat Seminar bertajuk Perkembangan dan Prospek Udang Budidaya di Hotel JW Marriott, Surabaya, Kamis (20/9/2018).
Jos mengatakan, selain memiliki Sector Manager di Indonesia yang melakukan analisis komoditas-komoditas utama, Rabobank Indonesia memiliki akses pada pengetahuan mengenai pangan dan agribisnis yang telah dihimpun selama 120 tahun oleh Rabobank Group.
Sementara itu, Sri Handayani Sector Manager Rabobank Indonesia mengatakan, bahwa produksi udang budidaya secara global akan meningkat terus hingga tahun 2020, dengan peningkatan tertinggi terjadi pada India.
“Di Indonesia produksi udang budidaya diperkirakan akan meningkat sebanyak 80 ribu ton setiap tahunnya. Peningkatan ini disebabkan oleh tiga dinamika yaitu; pertama adanya inovasi secara teknis dalam bidang biosekuritas; kedua perubahan lanskap budidaya dari lanskap tradisional menjadi semi-intensif, dan intensif serta adanya ekstensifikasi akuakultur; ketiga berkembangnya proyek Recirculating Aquaculture System (RAS),” katanya.
Menurut Sri Handayani, rekomendasi bagi pemilik pabrik pengolahan udang, saat ini adalah waktu untuk menciptakan permintaan pasar dengan cara melakukan diversifikasi dan inovasi produk yang memiliki nilai tambah. Untuk melakukan efisiensi biaya produksi gunakan masukkan pertanian (farm input) dengan teknologi terkini.
Dia juga menjelaskan bahwa Surabaya merupakan ibukota Propinsi Jawa Timur yang menjadi salah satu propinsi penghasil udang terpenting di Indonesia. Berdasarkan peringkat ekspor komoditas, Ikan dan Udang ada di peringkat 3 untuk ekspor Jatim dan menyumbang sekitar 7,42 persen dari total ekspor nonmigas.
“Kelompok komoditi ini utamanya dikirim ke Amerika Serikat sebesar 52,97 juta dollar
AS pada bulan November 2017,” katanya. (bid)