Puluhan mahasiswa dari berbagai universitas di Surabaya yang tergabung dalam Aliansi BEM Surabaya melakukan audiensi persoalan bangsa ke DPRD Jatim, Jumat (21/9/2018).
Ditemui oleh Kusnadi Wakil Ketua DPRD Jawa Timur di Ruang Badan Anggaran DPRD Jatim, para mahasiswa ini menyampaikan tuntutannya terkait persoalan-persoalan yang sedang menimpa bangsa Indonesia.
Terbitnya putusan MA terkait bolehnya mantan narapidana korupsi dalam pemilihan legislatif 2019 pada PKPU nomor 20 tahun 2018, dianggap Aliansi BEM Surabaya mencederai perasaan hati nurani. Galuh Teja Sakti Ketua BEM Unair menuntut, agar DPRD Jatim harus membuat legal drafting dan judicial review terkait peraturan ini.
“Hukum tidak hanya hukum positif saja. MA harusnya memutuskan berdasarkan hati nurani,” kata Teja.
Selain persoalan PKPU yang sedang menjadi polemik, Aliansi BEM Surabaya juga membahas persoalan toleransi. Ulum Menko Pergerakan BEM Unair menyebut, Raperda penguatan toleransi yang digagas Komisi A DPRD Jatim harus segera disahkan. Menanggapi hal itu, Kusnadi menyebut, sebenarnya Perda tersebut sudah disahkan.
“Produk hukum Perda toleransi memang disahkan. Tapi belum diundangkan di lembaran daerah. Sehingga memang belum efektif. Kalau sudah efektif, akan segera disosialisasikan,” katanya.
Selain itu, Ulum juga mengingatkan DPRD Jatim agar lebih terbuka dalam informasi dan terus menjaga kinerja anggota terutama yang sedang mencalonkan diri kembali menjadi anggota legislatif di 2019.
Isu lain yang dibawa oleh Aliansi BEM Surabaya, yaitu stabilisasi ekonomi terkait pelemahan nilai tukar rupiah. Zaidul Haqiqi, Ketua Aliansi BEM Surabaya menuntut DPRD Jatim untuk memberi tembusan ke DPR pusat agar dapat menekan Pemerintah Pusat.
Diakhir, Aliansi BEM Surabaya menyebut, akan melaksanakan aksi apabila dalam kurun waktu satu bulan, tuntutan mereka tidak ditindaklanjuti.
Forum Audiensi ini dihadiri oleh beberapa perwakilan mahasiswa dari Universitas Airlangga, Universitas Merdeka Surabaya, Universitas Muhammadiyah Surabaya, Universitas Wijaya Kusuma, STAIN Hidayatullah Surabaya, dan Universitas Narotama. (bas/iss/ipg)