Sabtu, 23 November 2024

Jemaah Haji Diminta Cukup Istirahat untuk Cegah Penyakit Pernapasan hingga Jantung

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Seluruh jemaah haji Indonesia telah tiba di Kota Makkah pada Sabtu (24/6/2023). Foto: Kemenag

Firman Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya mengatakan, ada beberapa jenis penyakit yang sering muncul saat ibadah haji, oleh karena itu ia menekankan pentingnya melakukan pencegahan terhadap penyakit tersebut.

“Jemaah haji perlu mewaspadai potensi penyebaran penyakit di tengah kerumunan massa dan perjalanan yang panjang,” terangnya, Senin (26/6/2023).

Penyakit tersebut, kata Firman, pertama yakni penyakit saluran pernapasan, seperti influenza (flu), Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) hingga tuberkulosis yang dapat dengan mudah menyebar di antara jemaah haji, karena kontak dekat dengan orang lain.

“Untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut, jemaah haji penting untuk selalu menjaga kebersihan tangan, dengan mencuci tangan secara teratur, menggunakan masker saat batuk atau bersin, dan menghindari kontak dengan orang yang sakit,” ujarnya.

Kedua, kekambuhan penyakit yang pernah dimiliki juga patut diwaspadai, seperti jantung, diabetes atau kencing manis. Menurutnya, perjalanan yang melelahkan berisiko tinggi menimbulkan penyakit kambuh, oleh karena itu ia menekankan pentingnya beristirahat, menghindari aktivitas berat dan rutin minum obat.

“Pastikan tubuh anda istirahat yang cukup untuk memulihkan energi tubuh. Hindari terlalu banyak aktivitas fisik yang berlebihan, terutama saat waktu-waktu yang paling terik matahari. Luangkan waktu untuk beristirahat dan menghindari kelelahan yang dapat mempengaruhi kesehatan,” ujarnya.

Ketiga penyakit meningitis, yakni infeksi serius yang dapat menyebar melalui kontak langsung dengan percikan air liur atau droplet dari orang yang terinfeksi.

“Untuk itu, vaksin meningokokus menjadi syarat bagi para jemaah haji agar terlindung dari penyakit tersebut,” ujarnya.

Keempat yakni heat stroke atau lelah panas. Firman menjelaskan, jemaah haji yang saat ini berada di lingkungan panas berpotensi mengalami dehidrasi. Oleh kerena itu, ia menekankan pentingnya menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan mimum air yang cukup dan menghindari paparan sinar matahari langsung dalam waktu yang terlalu lama, seperti menggunakan alat pelindung payung atau topi.

Kelima sinkop atau pingsan. Menurutnya, cuaca panas yang ekstrem bisa menyebabkan pingsan atau hilangnya kesadaran. Untuk itu, ketika jemaah haji merasakan keluhan kepala pusing dan badan letih, ia menegaskan, harus segera berteduh, menghindari paparan matahari terlalu lama dan emastikan ventilasi yang baik dan udara yang cukup saat berada di dalam ruangan yang ramai.

“Maka dari itu, agar jemaah haji bisa melaksanakan ibadah haji dengan baik, sebaiknya berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan atau mengikuti program kesehatan yang disediakan oleh pihak berwenang untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci tentang penyakit yang harus diwaspadai dan langkah-langkah pencegahan yang harus diambil saat menunaikan ibadah haji,” pungkasnya.(ris/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs