Jumat, 22 November 2024

Kapolri Akui Temukan Indikasi Kecurangan di Liga 1 Musim 2022/2023

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Jenderal Listyo Sigit Prabowo Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri). Foto: Faiz Fadjarudin suarasurabaya.net

Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo Kapolri mengaku telah menemukan indikasi kecurangan yang dilakukan oleh perangkat pertandingan pada kompetisi Liga 1 Indonesia musim 2022/2023.

Hal itu disampaikan langsung oleh Kapolri dalam konferensi pers bersama Erick Thohir Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di Gedung Utama Mabes Polri, Jakarta, Senin (26/6/2023).

“Sekali lagi kami temukan adanya indikasi pelanggaran atau kecurangan yang dilakukan oleh perangkat pertandingan,” ujar Listyo seperti dikutip Antara.

Meski begitu, Kapolri enggan menyebutkan sosok perangkat pertandingan yang telah melakukan kecurangan pada kompetisi sepak bola di Tanah Air. Untuk itu, dia akan memerintahkan Satgas Antimafia Bola Polri melakukan pendalaman dan penyelidikan berdasarkan data-data yang ditemukan.

“Komitmen Polri dengan membentuk Satgas Antimafia Bola Polri ingin mengawal agar kompetisi liga 1, 2, 3, akan menghasilkan kompetisi yang fair (adil), berkualitas dan menghasilkan atlet yang berprestasi dan siap maju di laga nasional maupun internasional,” jelasnya.

Listyo menegaskan Polri sejak awal berkomitmen untuk mengawal dan mendukung kompetisi sepak bola di Indonesia berjalan dengan adil. “Tidak ada lagi istilah pengaturan skor atau match fixing (di dunia sepak bola),” ucap dia.

Sebelumnya, Erick Thohir Ketua Umum PSSI meminta kepada Satgas Antimafia Bola Polri agar proses penindakan terhadap mafia bola dapat berjalan transparan.

kata Erick, pihak kepolisian sudah memiliki data-data terkait pengaturan skor atau dikenal dengan match fixing/match setting. Menurut Erick, penegak hukum dapat bergerak berdasarkan bukti nyata dan bukan lagi asumsi.

“Kita berharap proses yang terjadi akan transparan dengan bukti-bukti data, jadi bukan asumsi atau tebak-tebakan tapi dilandasi data,” ujar Erick usai melakukan audiensi dengan Kapolri di Jakarta, Senin.

Erick mengatakan, data-data yang telah dikantongi oleh pihak kepolisian dan FIFA merupakan langkah konkrit untuk memerangi mafia bola di Tanah Air.

Menurut pria yang menjabat Menteri BUMN itu, tindakan tegas kepada para mafia bola sangat penting untuk menciptakan iklim sepak bola yang bersih sehingga Indonesia disegani oleh Asia Tenggara.

“Karena ini penting buat kita mendorong liga kita menjadi nomor satu di Asia Tenggara dan terciptanya tim nasional yang memang sangat bisa bertanggung jawab sehingga meraih prestasi dengan baik,” tutur Erick.

Meski demikian, Erick menyampaikan bahwa proses atau hukuman yang ada di PSSI berbeda dengan kepolisian. Dia menjelaskan, PSSI akan menindak tegas semua yang terlibat dalam pengaturan skor untuk tidak boleh lagi berkecimpung di bidang sepak bola seumur hidup.

Menurutnya, hal tersebut merupakan sebuah komitmen untuk transformasi sepak bola Indonesia seperti yang diharapkan oleh FIFA dan Joko Widodo Presiden. (ant/bil/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs