Hendrik, seorang pengguna jalan Tol lapor ke Radio Suara Surabaya bahwa istrinya menjadi korban skimming di dalam Rest Area KM 753 Surabaya-Gempol pada Minggu (25/6/2023) sekitar pukul 15.00 WIB.
Skimming adalah praktik pencurian yang merugikan para nasabah bank dengan cara mencuri informasi data kartu ATM.
“Hati-hati di Rest Area KM 753 Sidoarjo arah Surabaya. Istri saya hendak transaksi di ATM BRI menggunakan kartu Bank Muamalat. Kartu ATM-nya tidak bisa masuk full. Didorong tidak bisa, dicabut juga tidak bisa. Tiba-tiba ada laki-laki masuk, menyuruh memencet tombol kiri pojok. Ternyata untuk mengubah PIN,” kata Hendrik saat mengudara, Minggu sekitar pukul 17.00 WIB.
Setelah Hendrik, istri, dan anaknya meninggalkan Rest Area, mereka baru mengetahui jika uang sebesar Rp16 juta dalam rekening sudah raib.
Lebih rinci, Bu Hendrik, ketika dihubungi Gatekeeper Suara Surabaya menjelaskan, ketika kartunya “terjepit” di mesin ATM itu, dia sempat meminta anaknya untuk memanggil suaminya, Hendrik.
“Suami saya bilang ditinggal saja. Dia berpikir, aman kalau kartunya tertelan mesin. Jadi saya tekan Cancel, tapi tidak keluar. Saya dorong dengan kartu lain juga tidak bisa masuk,” ucap Bu Hendrik.
Bu Hendrik cukup lama berusaha mengeluarkan kartu ATM-nya, sekitar lima menit. Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang masuk ke bilik ATM.
“Ada apa, Bu? Ibu coba pencet tombol kiri bawah saja,” kata laki-laki itu.
Bu Hendrik pun menekan tombol itu dan muncul konfirmasi PIN. “Waktu saya transaksi PIN orangnya keluar. Karena kartu saya masih belum bisa keluar, saya minta anak saya memanggil suami saya lagi,” kata Bu Hendrik.
Saat anak Bu Hendrik keluar dari bilik ATM, laki-laki itu menyarankan Bu Hendrik menghampiri teknisi ATM di samping Indomaret, yang ada di mobil putih.
“Anak saya kembali masuk, bilang kata bapak ditinggal saja. Anak saya, saya suruh menunggu di ATM waktu saya mencari teknisi yang dibilang orang itu. Tapi anak saya malah mengikuti saya. Orang itu juga meyakinkan anak saya kalau aman meninggalkan kartunya,” tutur Bu Hendrik.
Bu Hendrik mengaku ingat kata suaminya kalau kartu tertelan mesin ATM itu aman sehingga dia tetap berjalan mencari teknisi di mobil putih seperti yang dikatakan laki-laki itu.
“Saya menemukan mobil putih dengan tulisan ‘service‘, tapi setelah lihat orang di dalam mobil itu, saya tidak yakin. Di dalam ada seorang ibu dan laki-laki yang sudah sepuh. Akhirnya saya balik lagi ke ATM,” kata dia.
Saat sampai di depan bilik ATM, dia melihat ada seorang laki-laki lain yang sedang menggunakan mesin ATM, tapi ada tulisan “Uang anda tidak bisa diproses”. Bu Hendrik pun memutuskan kembali ke mobil.
“Setelah itu suami saya sempat ke ATM tadi dan melihat ada perempuan yang sedang transaksi. Saya pikir aman (kartu sudah tertelan) karena ada yang bisa transaksi. Kami pun melanjutkan perjalanan”.
Saat perjalanan, dia berdiskusi dengan suaminya lalu memutuskam untuk mengecek dan memindahkan uangnya via mobile banking.
“Ternyata uang saya di Muamalat yang tadinya 16 juta sekian, tinggal sejuta sembilan ratus. Saya langsung telepon Call Center Muamalat untuk memblokir kartu dan memindahkan sisa uang ke Bank Syariah Indonesia. Ternyata tinggal 300 ribu dan akhirnya berhasil dipindahkan 200 ribu,” katanya.
Selain menghubungi Call Center Bank Muamalat, Hendrik juga sudah melaporkan kejadian nahas yang menimpa istrinya ke Call Center Tol. Saat menghubungi Suara Surabaya, dia belum melapor ke polisi karena kebingungan dan dalam perjalanan menuju Bojonegoro.
Gatekeeper Suara Surabaya lantas meneruskan laporan Hendrik ke polisi dan Jasa Marga, sambil terus mendorong agar Hendrik lapor ke polisi.
Trisnawan Manajer Pengelola Rest Area saat dihubungi Suara Surabaya mengatakan, pihaknya telah mendapat kabar tentang peristiwa ini dari petugas.
Berdasarkan hasil pemeriksaan CCTV terlihat korban semula akan masuk ke ATM BNI, tapi dicegat seseorang dan diarahkan ke ATM BRI.
“Mohon waktu, kami sedang koordinasi dengan security dan BRI,” kata Trisnawan.(iss)