Jelang Iduladha, Masyarakat Diimbau Hati-Hati Memilih Hewan Kurban

Prof. Sri Hidanah Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) mengingatkan masyarakat untuk memperhatikan kondisi hewan sebelum membeli untuk kurban.

“Hewan yang digunakan sebagai kurban harus sehat dan tidak ada cacat fisik. Pastikan juga untuk mengamati kuku pada hewan kurban. Kuku sebaiknya utuh,” ujarnya dalam keterangan yang diterima suarasurabaya.net pada Minggu (25/6/2023).

Untuk ciri-ciri hewan sakit, kata Sri Hidanah, dapat dilihat dari adanya tanda-tanda tubuh yang lemah, malas berjalan, nafsu makan menurun, hingga tekstur kotoran yang lembek atau tidak lagi padat.

Selain itu, untuk melihat hewan tersebut sudah divaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau belum, dapat dilihat melalui adanya anting penanda di telinga hewan.

“Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pastikan hewan kurban tidak buta, tidak kurus, berjenis kelamin jantan dan pastikan juga umur hewan sudah cukup umur,” jelasnya.

Umur yang pas bagi kambing untuk dijadikan hewan kurban adalah lebih dari satu tahun. Sedangkan usia sapi paling tidak lebih dari dua tahun.

Sri Hidanah menambahkan, selain PMK, ada juga penyakit hewan yang harus diwaspadai, yakni Lumpy Skin Disease (LSD).

Penyakit LSD ditandai dengan adanya benjolan-benjolan kecil pada kulit yang diakibatkan karena virus. Penyakit itu sifatnya menular dari hewan ke hewan.

“Gejala klinis berat pada LSD ditandai dengan benjolan-benjolan yang komposisinya lebih dari 50 persen pada area tubuh. Jika ada benjolan yang pecah dan menjadi koreng, sebaiknya tidak digunakan sebagai hewan kurban,” paparnya.

Oleh karena itu, Sri Hidanah mengajak masyarakat agar lebih teliti saat hendak membeli hewan kurban. Dia juga menyarankan sebaiknya hewan kurban juga dilengkapi dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH). (ris/saf/iss)