Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Tim Penggerak PKK bersama Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Jawa Timur (BKKBN Jatim) akan mendirikan Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH), sebagai upaya pencegahan stunting di 153 kelurahan.
“Insya Allah, kami akan bentuk SOTH di 153 kelurahan yang tersebar di 31 kecamatan di Surabaya,” kata Rini Indriyani Ketua Tim Penggerak PKK Surabaya saat mengunjungi Bina Keluarga Balita (BKB) Harapan Bangsa Karangpoh, Tandes, Surabaya, Minggu (25/6/2023).
Seperti dilansir Antara, Rini menyebut saat ini di Surabaya sudah ada lima SOTH BKB meliputi BKB Harapan Bangsa Karangpoh, Tandes, BKB Pucang Kencana Pucang Sewu, Gubeng, BKB Kuncup Teratai Kapasari, Genteng, BKB Puspa Hati Nginden Jangkungan, Sukolilo, dan BKB Dahlia Indah Sawunggaling, Wonokromo.
Pelaksanaan SOTH di Kota Surabaya juga dilengkapi dengan kurikulum pendidikan, silabus, pemetaan instruktur, rencana kegiatan pembelajaran, perangkat monitoring, jurnal, absensi peserta, absensi pengelola, buku tamu, hingga Mars SOTH.
Menurut dia, SOTH berfungsi untuk membangun komitmen dalam berkomunikasi antara orang tua dengan anak, yakni memberikan program intensif kepada orang tua balita yang sebagian besar adalah generasi milenial.
Penyebab terjadinya stunting, kata Rini, tidak hanya mengenai persoalan ekonomi, penyakit bawaan, mau pun kurangnya mengkonsumsi makanan bergizi, melainkan juga disebabkan kurang tepatnya pola asuh pada anak.
Oleh sebab itu, SOTH akan meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengasuh balita, khususnya agar lebih memahami kebutuhan psikologis anak.
“Jadi, saat orang tua mengikuti SOTH, mereka belajar dan mendapat materi. Di sisi lain, anak-anak mereka bisa bermain untuk melatih gerak motoriknya, tentunya dengan pendampingan dari kami,” kata istri Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya itu.
Dengan adanya SOTH, lanjut Rini, balita diharapkan bisa merasa betah selama menunggu orang tua mereka belajar. Contohnya ketika orang tua belajar, balita dapat bermain trampolin, jungkat-jungkit, ayunan, perosotan, hingga berenang.
Setelah itu, balita mendapat makanan bergizi, seperti susu maupun makanan bergizi lainnya. “Seluruh warga Surabaya bisa mengakses SOTH. Bahkan, sekarang Balai RW sudah diperbaiki. Sehingga, bisa mensinergikan di masing-masing Balai RW,” ucapnya.
Dia melanjutkan, para peserta SOTH terdiri atas orang tua yang memiliki anak balita. Para orang tua tersebut berkomitmen untuk mengikuti 13 pertemuan.
Oleh sebab itu, dia berencana mensinergikan SOTH dengan beberapa program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Holistik Integratif.
“Nanti juga ada wisudanya. Jadi, diperlukan komitmen dalam 13 kali pertemuan tidak boleh absen,” kata Rini yang juga Ketua Bunda PAUD Surabaya.(ant/bil/rid)