Budi Santoso Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) sekaligus dokter spesialis kandungan mengatakan, berhubungan badan saat haid meski pakai alat kontrasepsi tetap memiliki risiko kesehatan.
Menurut Budi Santoso, risiko itu antara lain bisa terjadi infeksi pada leher vagina ketika penempatan alat kontrasepsi yang tidak pas.
“Pemasangan yang tidak tepat, rentan untuk darah haid berceceran. Hal itu dapat menimbulkan bibit penyakit karena darah haid merupakan darah yang kotor dan mengandung bakteri,” jelas Budi Santoso dalam keterangan yang diterima suarasurabaya.net pada Rabu (21/6/2023).
“Maka dari itu, berhubungan badan saat haid dilarang keras. Selain karena melanggar norma dan praktiknya sangat berisiko,” imbuhnya
Dia menegaskan, melakukan hubungan seks tidak boleh sembarangan, karena harus berbekal wawasan dan edukasi yang cukup supaya tidak berdampak buruk bagi kesehatan.
Lebih lanjut, Budi bilang risiko ascending infection tidak dapat dihindari. Karena darah yang berceceran dapat menimbulkan bakteri masuk dalam saluran kemih, baik dari pihak wanita mau pun pria. Serta dapat mengganggu berjalannya kesuburan dari kedua belah pihak.
Maka dari itu, edukasi risiko mengenai hubungan badan saat haid sangat penting. Menurutnya, di beberapa negara maju sudah ada edukasi mengenai hal tersebut.
“Karena pemasangannya sangat sulit dijangkau untuk meletakkan di posisi yang pas pada leher vagina. Ditambah dengan gerakan hubungan badan sangat mustahil untuk alat tersebut tidak berubah posisi dan dapat menyebabkan infeksi,” tuturnya.
Selain itu, dia juga mengimbau masyarakat tetap menjaga kesehatan dengan cara saling menjaga kebersihan.
“Dengan begitu masyarakat dapat memilah informasi dari media sosial dan berusaha mencari tahu risiko-risiko kesehatan,” tutupnya.(ris/rid)