Dinas Kesehatan Kota Surabaya memastikan belum ada kasus manusia yang terjangkit atau tertular rabies dari hewan di Kota Pahlawan.
“Alhamdulillah belum ada yang terkonfirmasi kasus rabies. Sebagai informasi, Provinsi Jawa Timur sudah menjadi daerah bebas rabies sejak tahun 1997,” Nanik Sukristina Kepala Dinkes Surabaya kepada suarasurabaya.net, Selasa (20/6/2023).
Meski demikian, Nanik mengingatkan warga untuk selalu waspada. Sebab kasus rabies menyerang manusia di Indonesia meningkat pada 2023.
Untuk mencegah terjangkit atau tertular rabies, masyarakat Surabaya harus menjalankan setidaknya lima langkah antisipasi.
“Apabila masyarakat terkena gigitan hewan liar yang tidak diketahui habitatnya, upaya yang dilakukan pertama adalah segera dilakukan pencucian luka gigitan secepatnya dengan menggunakan sabun atau deterjen pada air mengalir selama kurang lebih 15 menit. Kemudian diberikan antiseptik seperti obat merah atau sejenisnya,” ujar Nanik.
Selain mencuci luka bekas gigitan hewan, masyarakat diimbau untuk melapor ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terdekat untuk penanganan lanjutan.
“Langkah ketiga adalah melaporkan kepada petugas kesehatan hewan di dinas yang membidangi (Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian) untuk dilakukan observasi atau pengamatan selama 14 hari,” tuturnya.
Keempat, bagi pemilik hewan yang berisiko terjangkit rabies, segera diantisipasi untuk dimasukkan kandang.
“Langkah kelima, bagi masyarakat yang mempunyai hewan peliharaan seperti anjing, kucing, dan lainnya, harap dilakukan vaksinasi pada hewan secara berkala untuk mencegah penularan penyakit,” tegas Nanik.
Seperti diketahui, kasus rabies belakangan mencuat di sosial media karena dapat menular ke manusia. Seperti video anak enam tahun asal Klungkung Bali, yang menunjukkan gejala rabies seperti takut udara dan menelan air, beredar luas sebelum dinyatakan meninggal pada Senin (29/5/2023).
Imran Pambudi Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes menyebut, selama tahun 2023, sudah ada lebih dari 31 ribu kasus gigitan hewan penularan rabies (GHPR) dengan sebelas kasus kematian. (lta/saf/faz)