Sabtu, 23 November 2024

Pemkot Minta Pemilik Serahkan Monyet yang Cakar dan Gigit Anak di Surabaya

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Petugas DKPP Surabaya mengecek kampung yang mayoritas ditinggali pekerja jasa pertunjukan topeng monyet di bantaran rel kereta api Jagir Wonokromo, Selasa (20/6/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Hasil penelusuran Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya ke lokasi kejadian monyet mencakar dan menggigit anak di traffic light simpang empat Jagir Wonokromo tidak menemukan hasil.

Dokter Hewan Sunarno Aristono Kepala Bidang (Kabid) Peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya menyebut, petugas belum berhasil menemukan monyet sesuai ciri-ciri yang menyerang dua anak Surabaya.

“Kami sudah tanya-tanya ke warung kopi, tukang becak, warga sekitar. Sudah tanya-tanya memang di Jalan Lumumba ada tempat perkumpulan topeng monyet. Tapi siang ini banyak yang lagi keluar. Dan di lokasi ini ada saksi yang bilang bahwa monyet sudah ditangkap tadi malam. Warga seberang-seberang tidak bertemu monyet yang lepas. Kemungkinan sudah diambil pemilik,” beber Aristono di lokasi, Selasa (20/6/2023).

Sesuai keterangan Palupi (39 tahun) warga Bratang Surabaya, dua anaknya diserang monyet dewasa berukuran besar dengan tinggi sekitar 30 sentimeter berperawakan gemuk.

Di kampung yang mayoritas ditinggali para pekerja jasa pertunjukan topeng monyet di bantaran rel kereta api kawasan Jagir pun tidak ditemukan monyet dengan ciri-ciri sesuai.

“Di sana kecil-kecil (ukurannya). Pemilik masih kita cari. Infonya diikat di sini (taman dekat jembatan lokasi kejadian), terus diambil,” tuturnya.

Aris mengimbau warga yang melihat monyet dengan ciri-ciri serupa lepas dari pemiliknya atau liar langsung menghubungi command center 112.

“Kami siap menangkap, karena sudah ada alatnya. Ada obat bius, alat tembak,” katanya lagi.

Termasuk ke pemilik yang diduga melarikan diri, untuk segera menyerahkan monyet ke DKPP. Sebab monyet itu harus menjalani observasi selama 14 hari untuk memastikan benar tidaknya terjangkit rabies.

“Kami masih cari sampai ketemu pemiliknya dan mengakui dia yang memiliki. Lalu 14 hari harus diobservasi. Akan dilihat tingkah lakunya. Tidak perlu pengobatan,” tandasnya.

Sementara Rusman (55 tahun) pemilik usaha tambal ban di dekat pintu air Jagir menyebut, hampir setiap malam ada pengamen yang mangkal di simpang empat sambil membawa monyet yang diikat di besi sekitar.

“(Sempat dengar) katanya itu ada monyet menyerang orang di sana. Tapi yang bawa anak ngamen, (monyetnya) ketinggalan. Mungkin lari karena diobrak itu. Monyet sudah tidak ada, dibawa orang,” terangnya ditemui suarasurabaya.net.

Diberitakan sebelumnya, dua anak yang dicakar dan digigit monyet itu sudah mendapat penanganan RSUD Dr. Soetomo Surabaya dengan disuntik vaksin tetanus. Mereka sudah diperbolehkan pulang siang tadi sembari menunggu waktu kontrol.

Terpisah Nanik Sukristina Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya memastikan hasil pengecekan petugas sementara tidak ditemukan gigitan kera ke korban, melainkan hanya bekas cakaran.

“Tadi memang ada dua anak-anak yang datang. Bukan kasus gigitan, tapi dicakar monyet. Sudah dilakukan tindakan di RSUD Dr. Soetomo,” ujarnya.

Dinkes memastikan akan mengecek kesehatan ulang dengan menerjunkan tim puskesmas setempat ke rumah korban.

“Pasca-KRS dari RS akan dilakukan kunjungan oleh tim puskesmas ke rumah pasien dan pemantauan,” tandasnya. (lta/saf/faz)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs