Jumat, 22 November 2024

Dolar AS Menukik di Tengah Imbal Hasil Obligasi AS yang Lebih Rendah

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Petugas menghitung pecahan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta. Foto: Antara

Dolar AS menukik terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (15/6/2023), atau Jumat (16/6/2023) pagi.

Dilansir Antara, fenomena ini terjadi di tengah imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lebih rendah, serta klaim pengangguran yang lebih tinggi dari perkiraan.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, mencapai level terendah harian, yaitu 102,0910. Atau turun dari 103,20 pada Kamis pagi.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan kehilangan hampir 7 basis poin menjadi 3,723 persen pada Kamis.

Sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS dua tahun mencatat penurunan ringan menjadi 4,65 persen.

Para analis mengatakan, sebagian besar pasar mengabaikan sinyal Fed dari hari sebelumnya. Bahwa mungkin perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut pada tahun ini.

Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan, permohonan untuk klaim pengangguran mencapai 262.000 hinga 10 Juni. Jumlah itu lebih besar dari yang diperkirakan para analis.

Klaim pengangguran yang berkelanjutan, yang mewakili jumlah orang yang sudah menerima tunjangan, berada di 1.775.000 hingga 3 Juni. Jumlah ini meningkat 10.000 dari pekan sebelumnya.

Menurut Departemen Perdagangan AS, penjualan ritel meningkat 0,3 persen pada Mei, setelah naik 0,4 persen pada April

Konsumen membelanjakan lebih banyak di sebagian besar kategori pengecer. Termasuk toko grosir, furnitur, dan elektronik. Mereka jarang SPBU, yang dapat mencerminkan penurunan harga di SPBU.

“Resesi akan tertunda selama konsumen terus berbelanja,” kata Oren Klachkin, ekonom di Oxford Economics.

Didorong oleh data penjualan ritel, ketiga indeks utama AS berada di zona hijau pada Kamis. Masing-masing naik lebih dari 1,0 persen. Lalu indeks saham-saham unggulan Dow melonjak lebih dari 400 poin.

Euro telah terdorong lebih tinggi setelah pengumuman Bank Sentral Eropa (ECB) untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 3,5 persen. Tertinggi dalam 22 tahun.

Langkah ECB datang sehari setelah Federal Reserve AS mempertahankan suku bunga agar tidak berubah, tetapi mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih lanjut yang akan datang tahun ini.

The Fed menghentikan serangkaian 10 kenaikan suku bunga berturut-turut. Tetapi proyeksi atau dot plot menunjukkan pembuat kebijakan mengharapkan dua kenaikan lagi hingga akhir tahun 2023.

Jerome Powell selaku Ketua Fed mengatakan, penurunan suku bunga pada 2023 tidak akan sesuai.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,0950 dolar AS dari 1,0836 dolar AS pada sesi sebelumnya. Lalu pound Inggris naik menjadi 1,2781 dolar AS, dari 1,2668 dolar AS pada sesi sebelumnya.

Dolar AS dibeli 140,3150 yen Jepang, lebih tinggi dari 139,6670 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,8913 franc Swiss dari 0,8992 franc Swiss.

Dolar AS turun menjadi 1,3211 dolar Kanada dari 1,3313 dolar Kanada. Serta turun menjadi 10,5898 krona Swedia dari 10,7148 krona Swedia. (ant/fra/saf)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs