Sabtu, 23 November 2024

1.617 Dusun di Jatim Berpotensi Terdampak Kekeringan Tahun ini

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim waktu meninjau droping air bersih. Foto: Humas Pemprov Jatim.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut bahaya kekeringan di Jawa Timur (Jatim) cukup tinggi. Dari hasil pemetaan, kekeringan berpotensi melanda 27 kota/kabupaten. Terdiri dari 1.617 dusun, 844 desa/kelurahan, dan 211 kecamatan.

Estimasi penduduk yang terdampak kekeringan di Jatim tahun 2023 ini diperkirakan mencapai lebih dari 16 juta jiwa, atau lebih dari 655 ribu keluarga.

Merespon potensi kekeringan itu, Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim memastikan BPBD kota/kabupaten se-Jatim siap siaga melakukan dropping air bersih.

Tak hanya itu, Pemprov Jatim juga menyalurkan bantuan berupa tandon sebanyak 350 buah dan 10.000 jerigen ke 38 daerah.

“Kami akan terus melakukan mitigasi dan penanganan untuk bencana-bencana di musim kemarau ini. Baik antisipasi kebakaran hutan dan lahan, maupun kekeringan,” kata Khofifah, Selasa (13/6/2023).

Katanya saat ini BPBD sedang melangsungkan pengiriman air bersih ke Kabupaten Blitar. Pengiriman air PDAM ini imbas kerusakan saluran air di hulu Sungai Lekso di Desa Tangkil, Kecamatan Wlingi.

“Pekan lalu kami sudah melakukan apel Pengendalian Kebakaran Lahan dan Hutan (Karhutla) di  Pasuruan. Namun yang juga harus diwaspadai berikutnya adalah potensi bencana kekeringan,” sebut Khofifah.

Berdasarkan data BNPB, musim kemarau 2023 di Jatim diperkirakan berlangsung sejak Mei hingga September mendatang. Untuk puncak kemarau diprediksi terjadi pada akhir Juli hingga Agustus 2023 di sebagian wilayah Jatim. (wld/saf/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs