Sabtu, 23 November 2024

Pengamat: Pelemahan Rupiah Terhadap Dollar AS Berlanjut pada Hari Ini

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi, kurs rupiah anjlok. Grafis: suarasurabaya.net

Ariston Tjendra pengamat Pasar Uang menyebut pelemahan rupiah terhadap dolar AS berpeluang berlanjut, pada Kamis (8/6/2023) hari ini.

Hal itu seiring kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) yang menyiratkan persepsi pelaku pasar, kalau kondisi ​​​​suku bunga tinggi masih akan dipertahankan di AS.

“Kenaikan imbal hasil obligasi AS dipicu kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Kanada yang di luar ekspektasi semalam, naik 25 bps menjadi 4,75 persen,” ucap Ariston di Jakarta, Kamis (8/6/2023) dilansir Antara.

Penaikan suku bunga acuan Bank Sentral Kanada dilakukan dalam rangka menurunkan target inflasi mereka menjadi dua persen, mengingat sekarang sudah berkisar 4,4 persen.

Berdasarkan survei CME Fed Watch Tool, probabilitas jeda di Juni 2023 menunjukkan penurunan dari sebelumnya di kisaran 80 persen menjadi 66 persen.

“Potensi pelemahan (rupiah) ke kisaran Rp14.900 per dolar AS, dengan support di kisaran Rp14.850 per dolar AS,” ucapnya.

Sebelumnya, Lukman Leong analis senior keuangan menyampaikan bahwa pembukaan pada hari Kamis, investor akan cenderung wait and see menantikan serangkaian data dan event ekonomi penting minggu depan.

Misalnya, data cadangan devisa Indonesia yang diumumkan, Jumat (9/6/2023) besok, neraca perdagangan Indonesia dan data inflasi AS dan pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) minggu depan.

“Dolar AS sendiri diperkirakan masih akan range bound, rupiah sendiri masih didukung sentimen positif domestik dan akan menguat walau tidak akan besar,” kata Lukman Rabu (7/6/2023) kemarin.

Sebagai iformasi, pada pembukaan perdagangan hari Kamis, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank melemah 0,17 persen atau 25 poin menjadi Rp14.902 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.877 per dolar AS. (ant/bil)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs