Pasca kasus meninggalnya pasien usai antre ruang Intensive Care Unit (ICU), RSUD dr. Mohamad Soewandhie akan mengevaluasi fasilitas pelayanan.
Dokter Billy Daniel Messakh Direktur Utama (Dirut) RSUD dr. Mohamad Soewandhie menuturkan, awalnya jumlah bed di ICU sudah memenuhi rasio. Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 30 Tahun 2019 Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.
“Sembilan bed di ICU. Satu bed-nya jadi cadangan. Kami sebutnya delapan. Cuma kemarin (saat peristiwa meninggalnya pasien), bed sudah dipakai semua,” ujar Billy ketika dikonfirmasi suarasurabaya.net, Jumat (2/6/2023).
Menurutnya, ada penambahan bed menjadi 377 lebih di rumah sakit. Sehingga, jika dihitung berdasarkan aturan Permenkes, bed di ICU jadi kurang. “Sebelumnya, hanya sekitar 320 bed sekian di seluruh RS Soewandhie,” sebut Billy.
Mengacu pada Permenkes, seharusnya jumlah bed ICU harus memenuhi lima persen dari keseluruhan bed di rumah sakit. Idealnya, butuh 18 bed ICU di RSUD Dr. Mohamad Soewandhie.
Sementara jumlah saat ini hanya ada sembilan bed di ruang ICU yang terus penuh. Sehingga sering kali pasien harus antre ketika mau masuk.
Atas kondisi itu, Dokter Billy menjelaskan mengakui jika penambahan jumlah ruangan atau bed RS yang baru dilakukan, belum diiringi penambahan bed dan ruang ICU. Sebab terkendala tempat dan jumlah tenaga kesehatan.
Ia janji akan merealisasikan rencana penambahan bed ICU untuk mengurangi antrean pasien yang membutuhkan.
“Sekarang kami masih belum hitung lagi penambahan ruangan dan tenaga karena ICU itu, satu pasien satu perawat. Sementara kami kehilangan 36 perawat. Baru dicukupi Juni ini, disetujui 38 perawat. Jadi kalau saya buka (ruang ICU lagi) tidak ada tenaga ya sama aja. Kami akan kembangkan. Memang sesuai kebutuhan, tapi tidak bisa sak dheg sak nyet (sekarang langsung jadi),” tandasnya. (lta/saf/faz)