Tentaminarto Tri Februartono Direktur Utama (Dirut) “PT Pupuk Indonesia Logistik” mengungkapkan sulitnya mendistribusikan segala produk dan bahan baku pupuk Indonesia, selama masa Pandemi Covid-19 hampir tiga tahun terakhir.
“Yang namanya ‘logistik’ adalah pergerakan dari satu titik ke titik lain. Sementara Pandemi Covid-19 adalah pembatasan pergerakan, sehingga harus pintar menyiasati,” jelasnya saat mengudara di Radio Suara Surabaya, Jumat (2/6/2023).
Dalam menghadapi Pandemi Covid-19, kata Tenta, kesehatan kru juga termasuk bagian dari strategi pendistribusian yang harus terus diperhatikan.
Dia menceritakan saat pihaknya melakukan ekspor pupuk Kalimantan Timur (Kaltim) ke Korea Selatan (Korsel) pada waktu kasus Covid-19 sedang tingi-tingginya, sebagian kru kapal terinfeksi virus atas Wuhan, China tersebut.
“Saat itu diharuskan tes PCR Covid-19. Hasilnya, 27 kru dinyatakan positif Covid-19 sehingga mau tidak mau harus ganti personel. Kapal saat itu ada posisi ada di Bontang Kaltim (selesai ambil pupuk) sehingga harus cari (personel) kesana-kemari. Sampai Korsel pun juga dites lagi dan lagi. Ini betapa Pandemi itu harus kita syukuri bisa terlewati lah,” ungkapnya.
Sebagai informasi, PT Pupuk Indo Logistik merupakan salah satu dari 10 perusahaan di grup Pupuk Indonesia. Tanggung jawab perusahaan itu, untuk mengangkut dan mendistribusikan pupuk Indonesia, antar daerah maupun ekspor luar negeri.
Tenta menjelaskan, distribusi memang banyak dilakukan PT Pupuk Indonesia Logistik dengan jalur laut (beyond shipping), beserta seluruh perusahaan Pupuk Group lainnya.
Oleh karenanya, pihaknya mengaku sempat kewalahan menghadapi masa kebangkitan ekonomi pascapandemi Covid-19.
Hal ini dikarenakan tingginya permintaan distribusi, tidak didukung fasilitas seperti kapal yang banyak di lay off-kan (diistirahatkan), karena pembatasan dan permintaan distribusi yang cenderung turun selama pandemi.
“Setelah Covid-19 kapal kan harus dipanasi lagi, disiapkan lagi. Sementara permintaan (distribusi) tinggi sehingga butuh waktu. Tapi syukur saat ini sudah bisa terpenuhi lagi (kebutuhan kapal untuk distribusi),” jelasnya.
Dia juga menyampaikan, kapal-kapal yang di lay off-kan atau docking itu sudah sesuai dengan regulasi dan aturan Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub. Setiap 2,5 tahun atau dua kali dalam lima tahun, kapal diharuskan docking sekaligus dilakukan maintenance.
“Artinya kebocoran-kebocoran yang ada bisa diketahui saat docking (maintenance). Kalau tidak docking kita tidak memiliki izin berlayar. Jadi setiap kapal harus punya izin berlayar,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Tenta menjelaskan kalau saat ini PT Pupuk Indonesia Logistik telah membuka kesempatan atau wadah kepada para kadet/mahasiswa pelayaran untuk magang.
“Pada satu periode ada 30 orang ikut kapal, kita sebar juga. Ini kewajiban memberi kesempatan agar adik-adik (kadet) bisa ikut merasakan di kapal selama 10 bulan,” pungkasnya. (bil/ipg)