Busyro Muqoddas Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum, HAM dan Kebijakan Publik berkomentar soal pernyataan Joko Widodo Presiden yang menyatakan cawe-cawe dalam Pemilu 2024 mendatang.
Menurut Busyro, sikap cawe-cawe Jokowi ini adalah simbol penyusutan demokrasi, dan makin menunjukkan kondisi Indonesia sedang carut-marut.
“Negara ini semakin carut-marut, di simbolisasi cawe-cawe tadi itu kan simbol depresiasi (penyusutan) demokrasi, moral demokrasi,” kata Busyro di Surabaya dalam rangka Rapat Kerja Majelis Hukum dan HAM – LBHMU Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim, Kamis (1/6/2023).
Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini bertanya-tanya soal keterkaitan seorang Presiden sebagai lembaga eksekutif hingga berurusan dalam urusan politik, khususnya dalam ajang Pilpres mendatang.
“Masa eksekutif cawe-cawe urusan kayak gitu itu (Pilpres 2024), kan enggak boleh,” ucapnya.
Untuk diketahui sebelumnya, Jokowi menyatakan melakukan cawe-cawe dalam politik demi kepentingan negara. Isu cawe-cawe itu mencuat setelah mantan Gubernur DKI itu bertemu enam ketua umum partai politik di istana.
Dalam pernyataan itu Jokowi menyatakan ingin ada pembangunan yang berkelanjutan meskipun ada transisi kepemimpinan.
“Cawe-cawe untuk negara, untuk kepentingan nasional. Saya memilih cawe-cawe dalam arti yang positif, masa tidak boleh? Masa tidak boleh berpolitik? Tidak ada konstitusi yang dilanggar. Untuk negara ini, saya bisa cawe-cawe,” kata Jokowi saat di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (29/5/2023) lalu.(wld/faz)