Sabtu, 23 November 2024

PKB Ingin Rangkul Seluruh Lapisan Tidak Hanya Yenny Wahid

Laporan oleh Jose Asmanu
Bagikan
Jazilul Fawaid Ketua DPP PKB di Graha Gus Dur DPP PKB, Rabu malam (26/9/2018). Foto: Jose suarasurabaya.net

Jazilul Fawaid Ketua DPP PKB mengatakan, PKB sebagai pilar pendukung pasangan Capres-Cawapres Jokowi-Ma’ruf Amin menyatakan senang Yenny Wahid dan Gusdurian ikut mendukung Capres nomor urut 1.

Selain menambah energi baru bagi capres no urut 1, dukungan itu mencerminkan bersatunya kembali keluarga Gus Dur dengan PKB.

“Tidak akan hilang dari ingatan sejarah bahwa PKB ada karena Gus Dur dan para ulama NU selaku pendirinya,” kata Fawaid di Graha Gus Dur DPP PKB, Rabu malam (26/9/2018).

Namun untuk memenangkan Jokowi-Ma’ruf Amin yang menjadi target PKB dikatakan bukan hanya Yenny dan Gusdurian tapi seluruh komponen bangsa utamanya yang menjadi garapan PKB.

Yenny Wahid juru mewakili keluarga Gus Dur mengatakan, putusan politik untuk mendukung Jokowi, tidak akan mengurangi rasa hormat dan kedekatan keluarga Gus Dur dengan Prabowo yang sudah terjalin lama.

Yenny menceritakan sejarah keluarganya, termasuk kakeknya yang dekat dengan kakek Prabowo Subianto.

“Beliau mendiami rumah keluarga yang bersebelahan dengan eyang Margono kakek dari bapak Prabowo Subianto. Nenek kami harus menyambung hidup dengan menjual beras untuk menghidupi enam orang anaknya dan Gus Dur kecil sampai harus naik truk mengangkut beras untuk membantu ibunya. Ayah saya hidup tidak bergelimang harta dan itu diteruskan sampai beliau dewasa hingga akhirnya menikah dengan gadis Sinta. Mereka meniti kehidupan dengan apa adanya menapaki tangga kehidupan penuh perjuangan. Berjualan es lilin pernah dilakoni. Kami dibesarkan dalam hidup tanpa kemewahan namun sarat dengan penghargaan diri,” tegasnya

Kemudian Yenny juga bercerita soal sosok ayahnya yang sangat sederhana dan dekat dengan siapapun, baik kaya maupun miskin.

Seorang pemimpin, kata Yenny adalah yang dekat dengan rakyatnya, dan juga berpikir sederhana. Itulah yang menyebabkan seorang pemimpin menjadi dekat dengan rakyatnya.

“Kedekatan dengan rakyat hanya bisa dibangun ketika seorang pemimpin mampu berfikir sederhana bahwa tugasnya tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menghadirkan keadilan dan kesetaraan. Keadilan dan kesetaraan kedudukan di mata hukum keadilan dan kesetaraan untuk mendapatkan akses hidup makmur. Keadilan dan Kesetaraan untuk mendapatkan hak dan pendidikan agar memperoleh masa depan yang cerah. Dan keadilan dan kesetaraan untuk mendapatkan perlindungan dari kesewenang-wenangan sesama warga bangsa yang sering saling mengintimidasi atas nama agama dan sukunya,” kata Yenny.

Kedudukan seorang pemimpin di mata rakyatnya ibarat kedudukan seorang wali terhadap anak Yatim. Pendapat ini menunjukkan betapa dekat hubungan pemimpin dengan rakyatnya. Betapa berat tugasnya untuk memastikan rakyatnya hidup terpelihara.

Menurut Yenny, bangsa Indonesia saat ini sedang susah. Karena itu, pemimpin yang mereka cari adalah orang yang mau ikut gerah, mau mendengar nurani rakyat, tidak berjarak dengan masyarakat, tidak canggung memeluk warga dan bersama mereka berbaur dan berbagi aroma keringat. (jos/dwi)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs