Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya tidak mempermasalahkan soal tak tercantumnya nama Kota Pahlawan di dalam daftar Smart City Index (SCI) yang dirilis IMD World Competitiveness.
Wali Kota Eri juga menuturkan kalau selama ini tidak pernah melihat ada tim penilai yang turun menanyakan atau menyurvei.
“Sebenarnya yang smart city kalau dari (versi) Kementerian (Kominfo) ada Surabaya, Bandung dan Jakarta. Tapi yang sekarang masuk (versi IMD) Jakarta, Medan dan Makassar. Kami juga tidak tahu yang dinilai apa, juga tidak pernah ada turun untuk menanyakan di sini,” kata Eri Cahyadi, Senin (29/5/2023).
Eri mengatakan kalau dia lebih memilih fokus untuk mengembangkan digitalisasi di Kota Surabaya. Serta menuntaskan sejumlah persoalan yang belum selesai.
“Tujuan saya ketika menjadi wali kota bisa membahagiakan warga Kota Surabaya menggunakan digitalisasi. Sehingga memotong mata rantai dan kedua mempercepat pelayanan publik,” ujarnya.
Selain itu Eri juga menilai kalau masuk tidaknya Surabaya ke dalam daftar smart city juga bergantung dari tim penilainya.
Meski demikian, Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini mengaku bangga jika daerah lain bisa masuk dalam daftar smart city versi penilaian luar negeri.
Menurut Eri, akan lebih baik penyematan smart city tersebut bisa dilakukan ke daerah lain di Indonesia secara bergantian.
“Sehingga menunjukkan Indonesia ini semuanya adalah smart city, sehingga pelayanannya bagus. Jadi saya tidak ingin menunjukkan persaingan. Tapi bagaimana kita bisa saling men-support satu sama lainnya,” pungkasnya.(wld/iss/ipg)