Jumat, 22 November 2024

PLN Sudah Sediakan 616 Unit SPKLU di Tanah Air

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Seorang pengguna kendaraan listrik mengisi ulang daya mobilnya di SPKLU Franchise Ayam Goreng Gringging Lombok, Citraland Surabaya. Foto: PLN

Darmawan Prasodjo Direktur Utama PT PLN (Persero) mengatakan, perusahaan BUMN itu sudah menyediakan sebanyak 616 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), yang tersebar di 237 lokasi untuk pengendara kendaraan listrik Tanah Air.

“Masyarakat tidak perlu khawatir ketersediaan infrastruktur pengisian daya untuk kendaraan listrik guna mendukung ekosistem kendaraan listrik,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (28/5/2023) dikutip Antara.

Menurut Darmawan, ekosistem kendaraan listrik di Indonesia sudah semakin terbentuk. Apalagi, waralaba SPKLU menarik minat pengusaha mal, perkantoran, juga warung makan yang ingin berkontribusi pada pengurangan emisi karbon.

Dia melanjutkan, beralih ke kendaraan listrik jadi pilihan strategis karena sektor transportasi merupakan salah satu penyumbang utama emisi karbon di Indonesia. Selain itu, pengguna kendaraan listrik sudah banyak.

“Kendaraan listrik di Indonesia makin banyak juga telah menjadi ladang bisnis baru bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM),” katanya.

Lebih lanjut, Darmawan bilang sebanyak satu liter bahan bakar minyak (BBM) setara dengan 1,5 kilowatt hour (kWh) listrik. Emisi karbon satu liter BBM setara dengan 2,4 kilogram (kg) CO2e, sedangkan 1,5 kWh listrik emisinya setara 1,5 kg CO2e.

Listrik yang disediakan untuk mengisi daya kendaraan, sambung Darmawan juga akan semakin bersih, menyusul mulai dibangunnya pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT).

“Sekarang menggunakan kendaraan listrik sudah mampu mengurangi emisi lebih dari 35 persen. Seiring dengan pembangkit PLN yang menuju ke EBT maka ke depan kendaraan listrik emisinya akan nol,” sebutnya.

Selain ramah lingkungan, keunggulan kendaraan listrik lebih hemat, baik dari sisi biaya operasional mau pun pemeliharaan.

Sebagai gambaran, mobil BBM dengan jarak tempuh 10 kilometer (km) menghabiskan satu liter BBM. Sedangkan mobil listrik dengan jarak sama menghabiskan 1,5 kWh.

“Maka, dengan asumsi tarif listrik Rp1.699,53 per kWh, hanya diperlukan biaya sekitar Rp2.500 untuk mobil listrik dan sekitar Rp13 ribu untuk mobil BBM dalam menempuh jarak 10 km. Dengan begitu, biaya operasional menggunakan mobil listrik tidak sampai 20 persen dari biaya menggunakan mobil BBM,” paparnya.

Selain itu, biaya pemeliharaan mobil listrik lebih efisien dibandingkan mobil BBM. Antara lain mobil listrik tidak menggunakan oli mesin. Padahal, pada mobil BBM harus dilakukan penggantian setiap 10 ribu kilo meter, dengan biaya di atas Rp1 juta.

Darmawan juga menjelaskan penggunaan kendaraan listrik akan bermanfaat terhadap kedaulatan energi nasional, dengan mengurangi impor BBM.

“Dengan adanya transisi dari BBM ke listrik, maka akan terjadi peralihan energi berbasis impor yang kotor dan mahal, menuju energi berbasis domestik yang murah dan bersih. Sehingga, kedaulatan energi nasional semakin kokoh,” katanya.

Terkait infrastruktur pengisian daya, bos PLN itu meminta masyarakat tidak perlu khawatir. Karena, PLN sudah menyediakan 616 unit SPKLU yang tersebar pada 237 lokasi untuk pengendara kendaraan listrik di Tanah Air.

Terakhir, dia mencontohkan Steven seorang pemilik Warung Ayam Goreng Gringging Lombok, Surabaya yang telah membuka SPKLU sejak April 2023, tercatat sudah melayani pengisian daya sebanyak 87 unit kendaraan. (ant/bil/rid)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
35o
Kurs