Mayor Jenderal TNI Farid Makruf Panglima Komando Daerah Militer V Brawijaya bersilaturahmi ke Suara Surabaya pada Jumat (26/5/2023).
Rombongan Pangdam V Brawijaya diterima Wahyu Widodo Direktur Bisnis Suara Surabaya, Eddy Prastyo Manajer Produksi Suara Surabaya, dan Wismanti, penyiar Suara Surabaya.
Setelah berbincang hangat sejenak, Farid Makruf beranjak masuk ruang rekaman untuk program Titik Nol. Dilanjutkan dengan menyapa publik Surabaya sekitarnya melalui Radio Suara Surabaya.
Putra asli Tanah Merah, Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura ini bercerita, sejak menjabat per Desember 2022, dia telah memerintahkan Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) untuk mencegah kemacetan di jalur utama pulau garam.
“Saya ini anak pasar. Saya minta Babinsa dan Bhabinkamtibmas menertibkan pedagang di Pasar Tanah Merah, lama waktu truk parkir dibatasi agar tidak macet,” ujarnya saat bersiaran bersama Wismanti, penyiar Suara Surabaya.
Sementara untuk Kota Surabaya, kata Pangdam, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) kompak bersama Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) berpatroli menjaga keamanan wilayah penopang Jakarta, Ibu Kota Negara Republik Indonesia ini.
“Sempat ada geng motor, kemudian perseteruan antar perguruan silat. Kemarin kami bersama Polda telah mengundang tokoh perguruan-perguruan silat untuk menghentikan aksi kerusuhan. Sampai saat ini semakin kecil kejadian,” kata dia.
Hal lain yang menjadi perhatian bagi Pangdam Farid adalah maraknya peredaran narkoba di Pulau Madura. TNI AD bersama Polisi terus melakukan operasi gabungan untuk mengecek kantong-kantong peredaran obat-obatan terlarang tersebut. Dia mengakui, walaupun belum signifikan, tapi langkah ini bisa mengurangi.
Selain itu Farid juga menaruh perhatian khusus kepada sel-sel tidur paham radikal di Jawa Timur pascapenangkapan dua tersangka perkara tindak pidana terorisme di Kedungkandang, Kota Malang dan Kelurahan Dupak Krembangan, Kota Surabaya.
“Saya yakinkan masyarakat untuk mewaspadai gerakan radikal. Hal yang saya alami di Poso dan Nusa Tenggara Barat seolah-olah di atas tidak ada apa-apa, tapi di bawah mereka membangun sel-sel, yang begitu dibangkitkan, mereka siap,” tuturnya.
Cara lain yang dilakukan Pangdam Farid untuk menjaga kondusifitas Kota Surabaya adalah dengan masuk ke kelompok Bonek, suporter sepak bola Persebaya. Bahkan dia diangkat jadi Bapak Bonek. Dia ingin Bonek dikenal tertib. Cita-cita besarnya, menggandengkan Bonek dengan suporter lain.
“Strategi utama memastikan keamanan Jawa Timur adalah dengan sinergi. Ibu Gubernur selalu mengajak Kapolda dan saya bersama-sama ke daerah. Pada era keterbukaan, tidak ada single power menyelesaikan masalah, harus bersama-sama, termasuk mengajak Suara Surabaya,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Pangdam V Brawijaya juga menjelaskan empat program unggulan TNI AD. Pertama, ketahanan pangan dengan memanfaatkan setiap lahan kosong untuk ditanami sayuran dan tanaman pangan. Kedua, TNI manunggal air yaitu mencari air bersih untuk kebutuhan warga. Ketiga, bapak asuh stunting. Keempat, Babinsa masuk dapur.
Babinsa di kampung memeriksa para ibu memasak apa. Kalau hanya nasi dengan lauk seadanya, mereka bawa telur dan sayur diberikan untuk masak. Muara program ini adalah pendataan seberapa makmur masyarakat di daerah itu. Nantinya, data itu akan dilaporkan sampai gubernur.
“Saya tambahkan program yang kelima yaitu Babinsa masuk sekolah. Mengajarkan cinta Tanah Air dan pengenalan bahaya narkoba,” kata dia.
Perbincangan di udara sore ini ditutup dengan Farid Makruf menyanyikan lagu mandarin kesukaannya. “Yue Liang Dai Biao Wo De Xin” (bulan melambangkan hatiku, red) yang dipopulerkan Teresa Teng. “Wo ai ni you ji fen. Wo de qing ye zhen. Wo de ai ye zhen. Yue liang dai biao wo de xin,” senandungnya.(iss/faz)