Sabtu, 23 November 2024

Jelang Pemilu 2024, NU dan Muhammadiyah Serukan Kepemimpinan Moral

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Haedar Nashir Ketua Umum PP Muhammadiyah (kiri) dan Yahya Cholil Staquf Ketua Umum PBNU saat bertemu membahas Pemilu 2024. Foto : istimewa

Haedar Nashir Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah beserta jajaran bersilaturahim ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, Kamis (25/5/2023).

Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) Ketua Umum PBNU menerima langsung kedatangan rombongan PP Muhammadiyah di lantai 3 Gedung PBNU. Setelah pertemuan, para pimpinan kedua ormas Islam terbesar di Indonesia ini membuat pernyataan bersama.

Keduanya sepakat untuk mengedepankan kepemimpinan moral menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024 mendatang. Menurut Gus Yahya, kepemimpinan moral sangat diperlukan dalam politik agar para politisi tidak hanya mengedepankan kepentingan-kepentingan pragmatis.

“Dalam politik ini perlu ada kepemimpinan moral supaya tidak disetir dengan kepentingan-kepentingan pragmatis,” kata Gus Yahya dalam konferensi pers di lobi PBNU.

Ke depan, PBNU dan Muhammadiyah akan melanjutkan diskusi-diskusi untuk menindaklanjuti pertemuan pada hari ini. Gus Yahya berharap bisa membangun strategi bersama agar bisa berpengaruh atas berbagai macam isu yang berkembang.

“Nanti kedua belah pihak (PBNU dan Muhammadiyah) akan terus melanjutkan diskusi-diskusi ini. Karena kalau soal komunikasi langsung sudah biasa, tapi kita ingin bersama-sama mencari strategi untuk menciptakan momentum, mudah-mudahan bisa berpengaruh,” kata Gus Yahya.

Selain isu politik, PBNU dan Muhammadiyah juga akan menjalin kerja sama dalam membangun strategi ekonomi yang lebih berkeadilan. Gus Yahya mengakui, pihaknya akan belajar dari Muhammadiyah tentang kerja-kerja administrasi organisasi dan pelayanan terhadap umat.

“Saya kira, ini akan menjadi ladang khidmah yang sangat subur bagi NU dan Muhammadiyah. Kami berterima kasih sekali. Mudah-mudahan ini menjadi kunjungan yang berkah,” harap Gus Yahya.

Sementara itu, Haedar Nashir Ketua Umum PP Muhammadiyah mengatakan, kepemimpinan moral diharapkan menjadikan Pemilu 2024 lebih bermartabat.

Kepemimpinan moral itu, jelasnya, melahirkan arah dan visi kebangsaan yang jelas sehingga kontestasi politik tidak hanya berupa ajang mencapai kekuasaan semata.

“Tapi ada visi kebangsaan apa yang mau dibawa, diwujudkan yang berangkat dari fondasi yang diletakkan para pendiri bangsa,” tutur Haedar.

Ia menjelaskan, kepemimpinan moral yang disepakati itu diharapkan mampu menyetir kontestasi politik menjadi lebih baik. Siapa pun pemimpin negeri ini yang terpilih, maka dia akan menjadi satu kepemimpinan yang sadar atas perilaku baik dan buruk.

“Kami sebagai kekuatan keagamaan kemasyarakatan yang non-politik praktis punya panggilan moral, hadir tanpa merasa paling benar sendiri,” tegas Prof Haedar.

Rombongan PP Muhammadiyah diterima langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf yang didampingi Amin Said Husni Wakil Ketua Umum, Saifullah Yusuf Sekretaris Jenderal, serta Najib Azca dan Suleman Tanjung Wakil Sekretaris Jenderal.

Sementara Haedar Nashir didampingi oleh Abdul Mu’ti Sekretaris Umum, Hilman Latief Bendahara Umum, jajaran Ketua masing-masing Anwar Abbas, Saad Ibrahim, dan Agus Taufiqurrahman, serta jajaran Sekretaris masing-masing Izzul Muslimin dan M Sayuti. (faz/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs