Sabtu, 23 November 2024

Tahun ini PDAM Surabaya Bakal Produksi Air Minum Kemasan Pakai Mata Air Umbulan

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Arief Wisnu Dirut PDAM dalam program Semanggi Suroboyo. Foto: Diskominfo Surabaya

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya akan merealisasikan rencana produksi air minum kemasan mulai Agustus 2023 mendatang.

Arief Wisnu Cahyono Direktur Utama (Dirut) PDAM Surya Sembada Surabaya memastikan bahan baku air minum itu akan mengambil dari mata air umbulan.

“Dari umbulan langsung tapi, lokasinya ada di Putat, karena di Putat ada pipa umbulan yang langsung masuk ke reservoir untuk bisa ambil air bakunya. Jadi kita pastikan air bakunya bukan menggunakan air yang naik, tapi menggunakan mata air umbulan,” kata Arief, Kamis (25/5/2023).

“Dari umbulan langsung tapi, lokasinya ada di Putat, karena di Putat ada pipa umbulan yang langsung masuk ke reservoir untuk bisa ambil air bakunya. Jadi kita pastikan air bakunya bukan menggunakan air yang naik, tapi menggunakan mata air umbulan,” tambahnya.

Selain difokuskan untuk produksi air minum kemasan besar seperti galon, sambung Arief, akan tersedia kemasan botol berukuran 330 ml.

“Itu pun kita akan fokuskan pada kemasan besar yang digalon. Insya Allah kapasitas 200 ribu galon setahun. Lalu 330 ml yang botol. Kemasan cup kita sedang pertimbangkan karena cup memang nanggung dengan 330 ml. Karena cup itu ada pencemaran dari sedotannya yang merupakan plastik juga,” bebernya.

Dirut PDAM Surya Sembada Surabaya itu juga menyebut, sebelum memulai produksi, pihaknya lebih dahulu mengkaji soal kemasan yang berpotensi menambah beban lingkungan.

“Baik, kemasan ini kan memang kenapa butuh waktu. Bagi kami, sebetulnya bertentangan. Kami ini kan menyediakan air minum melalui sistem perpipaan. Karena itu kami perlu kajian lebih dalam terkait isu-isu lingkungan bahwa air kemasan itu nanti tidak ada potensi kemasannya menambah beban lingkungan,” kata Arief.

Dia menjelaskan saat ini air minum kemasan itu masih proses desain dan pengadaan material sebelum mulai produksi.

“Karena itu, ini sudah kita siapkan insya Allah Agustus siap produksi. Tetapi untuk mendapatkan nomer edarnya SNI, BPOM itu butuh waktu enam bulan sampai satu tahun. Agustus kira-kira (maksimal) baru tahun depan, baru bisa kita berjualan,” jelasnya.

Total dana yang diinvestasikan sebesar Rp11 miliar, dan bekerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

“ITS sebagai teaching factory. Jadi didirikan bukan hanya untuk kepentingan komersial, tapi juga untuk kepentingan pendidikan. Bukan hanya bisa mulai magang, tapi nanti mahasiswa bisa mengoperasikan juga dan secara komersial juga ikut mulai mendesain. Sementara tentu karena kita bersama ITS kita udah punya pasar, nanti pasar berikutnya di lingkungan OPD,” tandasnya. (lta/bil)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs