Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri menggeledah rumah terduga teroris di wilayah Kelurahan Dupak, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya, Rabu (24/5/2023) siang.
Pantauan suarasurabaya.net sekitar pukul 12.37 WIB penggeledahan yang menurut warga mulai pukul 09.00 WIB itu selesai.
Usai penggeledahan usai, nampak dua pasutri lansia, membereskan kardus-kardus dan membawa masuk sekaligus menutup gerai toko kelontong yang menyatu dengan rumah tingkat tiga itu.
Keduanya, adalah Hardik dan Siti, ayah dan ibu Yudho Ratmiko (48 tahun) terduga teroris.
“Tanggal 12 di rumah. Enggak, enggak tahu kerja (apa). Terus pamit kerja lagi. (Selama ini) pamit kerja di Solo,” terang singkat Marsiti pada awak media, kemudian masuk rumah dan menutup rapat pintunya, Rabu (24/5/2023).
Sementara Gandhi Setyo Purnowo Wakil Ketua RW 1 Sidorukun gang 6 Kelurahan Dupak, Kecamatan Krembangan, Surabaya menyebut, tim Densus 88 menyita sejumlah buku dan kardus.
“Yang dibawa banyak, saya gak spesifik menyebutkan. Tapi banyak ada beberapa item. Buku-buku, senjata gak ada,” kaya Gandhi.
Menurut Gandhi, Yudho jarang bersosialisasi dengan warga sekitar termasuk dirinya. Yang ia tahu, Yudho berpenampilan menggunakan gamis bersarung dengan peci bulat jika sedang salat Jumat. Tapi pemandangan itu terakhir dilihatnya satu bulanan lalu.
“Orangnya gak pernah ada di rumah. Saya enam tahunan gak pernah ketemu. Hanya say hello,” tambahnya.
Gandhi mengaku tak lagi pernah berkomunikasi dengan Yudho setelah terduga teroris itu sering mengajak debat soal agama.
“Ujung-ujungnya memecah. Saya udah curiga. Unsurnya memecah-belah masalah jihad, apa. Membid’ahkan memang tidak pernah tapi mengajak bid’ah. Yudho mengisi ceramah di Masjid At-Taubat tapi materinya seperti itu. Yasin, tahlil, juga gak pernah datang,” jelasnya.
Sama seperti Marsiti, Gandhi pun tidak paham pekerjaan Yudho. Yang ia tahu, dulu Yudho pernah memiliki toko plastik.
Keluarga Yudho pun tidak tahu. Selama ini, setiap Gandhi bertanya, keluarga juga tertutup dan selalu mengatakan tidak tahu pekerjaan Yudho.
“Cuma ibunya yang gak tertutup tapi bilang tidak tahu,” imbuhnya.
Dari salah satu petugas kelurahan menambahkan, di rumah tingkat tiga yang digeledah hari ini, masih ditinggali Hardik ayah Yudho, Marsiti ibu Yudho, Sumiati istri Yudho, dan dua anak Yudho yang kuliah.
“Satu anaknya mondok (sekolah di pondok pesantren) di Jombang. Ada adik Yudho namanya Meta di rumah sebelahnya persis,” ujar petugas. (lta/ris/rst)